Waspada Batu Ginjal Akibat Asam Urat: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Batu ginjal yang terbentuk akibat kadar asam urat tinggi dapat menimbulkan nyeri hebat dan berbagai komplikasi jika tidak segera ditangani. Jenis batu ini berbeda dari batu ginjal lainnya karena memiliki warna kekuningan hingga kecoklatan dengan tekstur yang bisa halus atau tajam. Salah satu gejala utama yang sering muncul adalah nyeri intens di bagian punggung atau sisi tubuh yang bisa menjalar ke perut dan selangkangan. Selain itu, penderita mungkin mengalami darah dalam urine, mual, muntah, serta gangguan buang air kecil seperti sering merasa ingin buang air kecil tetapi hanya sedikit yang keluar.

Beberapa faktor dapat memicu terbentuknya batu ginjal akibat asam urat, di antaranya konsumsi makanan tinggi purin seperti daging merah, jeroan, dan seafood, kurangnya asupan cairan yang menyebabkan urine menjadi lebih pekat, obesitas, serta kondisi medis tertentu seperti gangguan metabolisme dan penyakit ginjal kronis. Untuk mengurangi risiko terbentuknya batu ginjal ini, disarankan untuk minum air putih dalam jumlah cukup, membatasi makanan tinggi purin, menjaga berat badan ideal, serta mengontrol asupan garam dan gula. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat seperti allopurinol atau kalium sitrat guna membantu menurunkan kadar asam urat dalam tubuh.

Jika dicurigai mengalami batu ginjal akibat asam urat, pemeriksaan medis seperti tes darah, tes urine, serta pemindaian dengan CT scan atau USG dapat membantu memastikan diagnosis. Batu berukuran kecil biasanya dapat keluar dengan sendirinya jika penderita cukup minum air. Namun, jika batu berukuran besar atau menyebabkan penyumbatan, tindakan medis seperti litotripsi atau ureteroskopi mungkin diperlukan. Dengan menjaga pola hidup sehat dan rutin memeriksakan kondisi tubuh, risiko terbentuknya batu ginjal akibat asam urat dapat dikurangi secara signifikan.

Apa Saja Makanan yang Bisa Menyebabkan Asam Urat? Ini 4 Daftarnya

Asam urat dapat timbul akibat konsumsi makanan yang mengandung purin dalam jumlah banyak. Menurut Cleveland Clinic, purin adalah senyawa kimia yang ditemukan dalam berbagai jenis makanan. Ketika tubuh mencerna purin dari makanan, itu akan menghasilkan asam urat. Semakin banyak makanan yang mengandung purin yang dikonsumsi, semakin tinggi pula kadar asam urat dalam tubuh.

Kadar asam urat yang tinggi dapat menyebabkan nyeri sendi yang luar biasa. Biasanya, seseorang akan merasakan sakit jika kadar asam urat dalam darah melebihi 6,8 miligram per desiliter (mg/dl). Mengetahui jenis makanan yang berisiko tinggi mengandung purin sangat penting untuk menghindari masalah asam urat, terutama untuk mencegah serangan nyeri pada sendi.

Beberapa makanan yang dikenal dapat meningkatkan kadar asam urat di dalam tubuh antara lain:

  1. Daging Merah dan Jeroan Daging merah, seperti daging sapi, rusa, dan bison, serta jeroan seperti hati, ginjal, dan lidah, memiliki kandungan purin yang cukup tinggi. Jenis daging yang lebih tinggi kadar purinnya meliputi daging sapi muda dan daging babi asap. Konsumsi daging merah dan jeroan secara berlebihan berisiko meningkatkan serangan asam urat.
  2. Makanan Laut Ikan yang hidup di air dingin, seperti tuna, sarden, kod, dan trout, mengandung purin lebih tinggi. Jenis makanan laut lainnya, seperti udang, tiram, lobster, dan kepiting, juga dapat berkontribusi pada peningkatan kadar asam urat dalam darah. Bagi mereka yang sudah memiliki riwayat atau berisiko asam urat, makanan ini sebaiknya dibatasi.
  3. Makanan Olahan dan Mengandung Gula Makanan yang kaya akan gula, terutama yang mengandung sirup jagung fruktosa tinggi, dapat memperburuk metabolisme purin tubuh. Makanan seperti roti, donat, kue, permen, cokelat, sereal, dan bahkan buah kalengan dengan pemanis tambahan, sebaiknya dihindari oleh penderita asam urat.
  4. Madu Walaupun madu sering dianggap sebagai pemanis alami yang lebih sehat, kandungan fruktosa di dalamnya dapat meningkatkan kadar gula darah dan pada akhirnya memengaruhi kadar asam urat. Saat tubuh memecah fruktosa, purin akan dilepaskan, yang bisa memperburuk kondisi asam urat.

Menghindari makanan-makanan ini dan menjaga pola makan yang sehat bisa sangat membantu dalam mencegah atau mengatasi asam urat. Selain itu, beberapa faktor lain seperti usia lanjut, obesitas, menopause, diabetes, dan jenis kelamin (pria) juga meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap asam urat. Sebagai pencegahan, disarankan untuk mengontrol asupan makanan yang mengandung purin dan menjaga gaya hidup sehat.

Benarkah Makan Terong Bisa Memicu Asam Urat? Ini Penjelasannya

Pada 26 Desember 2024, beredar informasi yang menyebutkan bahwa makan terong dapat memicu asam urat. Sebagai salah satu bahan pangan yang sering ditemukan di dapur, terong dikenal dengan manfaat kesehatan seperti kaya akan antioksidan dan serat. Namun, klaim ini membuat banyak orang bertanya-tanya apakah benar terong bisa menyebabkan atau memperburuk kondisi asam urat. Berikut penjelasan dari para ahli mengenai hal tersebut.

Asam urat adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh menghasilkan terlalu banyak asam urat, atau ginjal tidak dapat membuangnya dengan cukup efisien. Ini bisa menyebabkan kristal asam urat terkumpul di sendi, yang akhirnya memicu rasa nyeri dan pembengkakan. Ada beberapa makanan yang diketahui dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh, seperti daging merah dan makanan laut. Lalu, apakah terong termasuk dalam kategori tersebut?

Terong memang mengandung purin, senyawa yang dapat diubah tubuh menjadi asam urat. Namun, jumlah purin dalam terong sangat rendah dibandingkan dengan makanan lain yang lebih sering dikaitkan dengan peningkatan kadar asam urat, seperti daging merah atau kerang. Oleh karena itu, meskipun terong mengandung purin, konsumsi terong dalam jumlah wajar tidak akan secara signifikan meningkatkan kadar asam urat.

Menurut beberapa ahli gizi dan reumatologi, terong bukanlah makanan yang harus dihindari oleh penderita asam urat, asalkan dikonsumsi dalam jumlah moderat. Para ahli menyatakan bahwa terong memiliki lebih banyak manfaat daripada risiko bagi kesehatan, termasuk kandungan antioksidan yang dapat membantu mengurangi peradangan. Selain itu, terong juga kaya akan serat yang baik untuk pencernaan. Dengan demikian, terong seharusnya tidak memicu serangan asam urat, kecuali jika seseorang sudah memiliki reaksi alergi atau sensitivitas tertentu.

Meskipun umumnya aman, ada beberapa kondisi medis tertentu yang mungkin memerlukan pengaturan konsumsi terong. Misalnya, pada orang yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap makanan yang mengandung purin, meskipun jarang, terong mungkin perlu dikonsumsi dengan hati-hati. Namun, bagi sebagian besar penderita asam urat, makan terong secara teratur dalam porsi kecil tidak akan menyebabkan peningkatan kadar asam urat yang signifikan.

Jadi, apakah makan terong bisa memicu asam urat? Berdasarkan penjelasan para ahli, tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa terong secara langsung memicu serangan asam urat. Selama dikonsumsi dalam jumlah wajar, terong seharusnya tidak berbahaya bagi penderita asam urat dan bahkan dapat memberikan manfaat kesehatan. Namun, bagi mereka yang memiliki sensitivitas khusus, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang lebih tepat.