Waspada Hipoglikemia Saat Puasa, Kenali Gejalanya dan Cara Mengatasinya

Puasa memang memberikan banyak manfaat bagi kesehatan, tetapi bagi sebagian orang, terutama yang memiliki kondisi tertentu, bisa menyebabkan gula darah turun drastis atau dikenal dengan hipoglikemia. Kondisi ini terjadi ketika kadar gula darah berada di bawah 70 mg/dL, yang bisa berbahaya jika tidak segera ditangani. Beberapa gejala yang bisa muncul akibat hipoglikemia antara lain pusing, tubuh terasa lemas, gemetar, pandangan kabur, keringat dingin, kesulitan berkonsentrasi, rasa lapar berlebihan, detak jantung yang lebih cepat dari biasanya, serta perubahan suasana hati yang drastis. Jika mengalami tanda-tanda ini saat puasa, segera berbuka agar kondisi tidak semakin buruk.

Untuk mengatasi hipoglikemia saat berpuasa, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Segera konsumsi makanan atau minuman manis seperti jus buah atau permen untuk membantu menaikkan kadar gula darah dengan cepat. Setelah itu, konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat kompleks seperti nasi merah atau roti gandum agar gula darah tetap stabil lebih lama. Pastikan juga tubuh tetap terhidrasi dengan minum air putih yang cukup agar tidak semakin memperparah kondisi. Bagi penderita diabetes atau memiliki riwayat gangguan gula darah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalani puasa untuk mendapatkan saran terbaik. Selain itu, memantau kadar gula darah dengan alat cek gula darah juga bisa membantu memastikan kondisi tetap aman. Hindari aktivitas fisik yang terlalu berat saat berpuasa agar tubuh tidak kehilangan energi secara berlebihan. Mengelola stres dengan baik melalui relaksasi atau meditasi juga bisa membantu menjaga keseimbangan gula darah. Terakhir, pastikan mendapatkan waktu tidur yang cukup agar tubuh tetap bugar dan kadar gula darah tidak mudah turun. Dengan langkah-langkah ini, puasa bisa tetap dijalani dengan nyaman dan aman.

Sensasi Kesemutan: Penyebab, Cara Mengatasi, dan Kapan Harus Waspada

Kesemutan adalah sensasi yang sering dialami banyak orang, terutama setelah duduk atau jongkok terlalu lama. Sensasi ini dikenal dalam dunia medis sebagai parestesia, yang terjadi akibat iritasi pada saraf dan menghasilkan sinyal tambahan. Beberapa orang menggambarkannya sebagai rasa geli, terbakar, atau bahkan nyeri pada bagian tubuh tertentu, seperti tangan, kaki, atau lengan. Parestesia bisa bersifat sementara ketika bagian tubuh terasa “mati rasa” atau dalam beberapa kasus bisa menjadi kondisi permanen yang berhubungan dengan masalah medis serius. Salah satu cara sederhana untuk mengatasi kesemutan adalah dengan mengurangi tekanan pada saraf yang terdampak. Pastikan tidak ada bagian tubuh yang terhimpit, misalnya dengan mengubah posisi duduk atau menghindari bersandar pada satu lengan. Pergerakan ringan juga dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah, yang berperan penting dalam meredakan ketidaknyamanan. Jika tangan mengalami kesemutan, mengepal dan membuka telapak tangan beberapa kali bisa membantu melancarkan aliran darah. Sedangkan jika terjadi pada kaki, menggoyangkan jari-jari kaki dapat membantu meredakan sensasi tersebut. Untuk kesemutan di lengan, menggerakkan kepala secara perlahan dapat mengurangi tekanan di leher dan meredakan gejala.

Meskipun kesemutan umumnya tidak berisiko, dalam beberapa situasi, gejala yang terjadi dalam jangka waktu lama dapat mengindikasikan adanya kondisi kesehatan yang lebih serius. Parestesia kronis dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis seperti stroke, multiple sclerosis, peradangan otak atau sumsum tulang belakang, serta gangguan saraf lainnya. Faktor lain seperti diabetes, hipotiroidisme, hiperventilasi, atau bahkan paparan zat beracun juga dapat memicu kondisi ini. Beberapa obat dan pola makan yang kurang sehat juga bisa menjadi pemicunya. Jika kesemutan terjadi terus-menerus dan semakin parah meskipun sudah mencoba berbagai cara untuk meredakannya, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Mengubah posisi atau melakukan gerakan ringan biasanya cukup untuk mengatasi kesemutan sementara. Namun, jika gejala terus berlanjut, bisa jadi ini merupakan tanda dari masalah kesehatan yang lebih serius yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.