Sering Gatal dan Merasa Lemas? Waspadai Masalah Imun Tubuh, Kata Dokter

Seorang dokter spesialis kesehatan menjelaskan bahwa gejala sering gatal dan merasa lemas dapat menjadi tanda bahwa sistem imun tubuh seseorang bermasalah. Dalam wawancara tersebut, dokter menekankan pentingnya mengenali sinyal-sinyal yang diberikan tubuh sebagai langkah awal untuk menjaga kesehatan.

Dokter menyebutkan bahwa gatal-gatal yang berulang dapat menandakan adanya reaksi alergi atau masalah pada sistem imun, seperti hipersensitivitas. Sementara itu, rasa lemas bisa jadi indikasi bahwa tubuh sedang berjuang melawan infeksi atau penyakit. Gejala-gejala ini sering kali diabaikan, padahal bisa menjadi pertanda awal dari gangguan kesehatan yang lebih serius. Ini menunjukkan bahwa kita perlu lebih peka terhadap kondisi tubuh kita sendiri.

Beberapa faktor dapat menyebabkan sistem imun melemah, termasuk stres, pola makan yang tidak sehat, kurang tidur, dan infeksi virus. Dokter menjelaskan bahwa ketika sistem imun tidak berfungsi dengan baik, tubuh menjadi lebih rentan terhadap berbagai penyakit. Oleh karena itu, penting untuk menjaga gaya hidup sehat agar sistem imun tetap kuat dan mampu melindungi tubuh dari serangan penyakit. Ini mencerminkan betapa pentingnya perawatan diri dalam menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Dokter merekomendasikan beberapa langkah untuk meningkatkan kesehatan sistem imun, seperti mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan cukup tidur. Selain itu, mengelola stres melalui teknik relaksasi juga sangat dianjurkan. Jika gejala seperti gatal dan lemas terus berlanjut, sebaiknya segera berkonsultasi dengan profesional medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Ini menunjukkan bahwa proaktif dalam menjaga kesehatan sangat penting untuk mencegah masalah yang lebih besar.

Dengan meningkatnya kesadaran tentang pentingnya kesehatan sistem imun, diharapkan masyarakat akan lebih memperhatikan gejala-gejala yang muncul pada tubuh mereka. Edukasi mengenai tanda-tanda masalah imun harus terus disebarluaskan agar orang-orang dapat mengambil tindakan preventif sebelum kondisi memburuk. Ini menunjukkan bahwa informasi kesehatan yang tepat sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Dengan penjelasan ini, semua orang diharapkan untuk lebih waspada terhadap sinyal-sinyal dari tubuh mereka. Mengidentifikasi gejala awal dapat membantu dalam menjaga kesehatan dan mencegah komplikasi di masa depan.

Musim Hujan, Dinkes Surabaya Peringatkan Lonjakan Kasus ISPA

Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya memperkirakan adanya lonjakan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di masyarakat, terutama saat musim hujan dan pasca-libur panjang akhir tahun.

“Perubahan cuaca dan mobilitas tinggi selama akhir tahun dan awal tahun baru meningkatkan risiko kasus ISPA, influenza, dan radang tenggorokan,” ujar Kepala Dinkes Surabaya, Nanik Sukristina, Minggu (5/1/2024).

Faktor Risiko Lonjakan Kasus ISPA

Menurut Nanik, sejumlah faktor berkontribusi terhadap peningkatan kasus ISPA, di antaranya:

  1. Perubahan Cuaca Ekstrem
    Pergantian musim dan perbedaan suhu antara siang dan malam dapat melemahkan daya tahan tubuh, membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi.
  2. Aktivitas Tinggi Selama Liburan
    Periode liburan sering kali melibatkan interaksi sosial yang intens, meningkatkan risiko penyebaran penyakit melalui droplet atau kontak langsung.
  3. Kelelahan Akibat Jadwal Padat
    Aktivitas liburan yang padat, kurang tidur, dan stres dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, mempermudah virus dan bakteri menyerang.
  4. Kurangnya Kesadaran Pencegahan
    Tidak memakai masker saat sakit atau jarang mencuci tangan menjadi faktor yang memperburuk penyebaran penyakit.
  5. Lingkungan yang Tidak Higienis
    Tempat umum yang ramai dan kurang bersih dapat menjadi sarang penyebaran virus dan bakteri.

Dampak Cuaca dan Polusi Udara

Peningkatan kasus ISPA diperkirakan memuncak pada bulan November dan Desember, bersamaan dengan peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Tingginya kelembapan udara selama musim hujan menciptakan kondisi ideal bagi pertumbuhan virus dan bakteri penyebab ISPA.

Polusi udara akibat kendaraan bermotor dan aktivitas industri juga menjadi salah satu faktor yang memperburuk kondisi kesehatan saluran pernapasan. Kombinasi polusi dan kelembapan tinggi dapat memicu iritasi dan memperburuk gejala ISPA.

Pencegahan ISPA Selama Musim Hujan

Nanik mengimbau masyarakat untuk menjaga daya tahan tubuh dengan menerapkan gaya hidup sehat dan kebiasaan pencegahan. Berikut sejumlah langkah yang bisa diambil:

  • Cuci Tangan Secara Teratur: Gunakan sabun dan air mengalir, terutama setelah beraktivitas di tempat umum.
  • Gunakan Masker: Pastikan memakai masker saat berada di tempat ramai atau saat merasa tidak sehat.
  • Jaga Jarak Aman: Hindari kontak dekat dengan orang yang menunjukkan gejala sakit.
  • Tidur yang Cukup: Pastikan tubuh mendapatkan istirahat yang cukup untuk menjaga sistem imun tetap optimal.
  • Makan Makanan Bergizi: Konsumsi makanan yang seimbang untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
  • Vaksinasi Influenza: Lakukan vaksinasi sesuai rekomendasi dokter untuk mencegah infeksi.

Kesadaran Kesehatan Selama Nataru

Masyarakat di Surabaya diharapkan lebih peduli terhadap kesehatan selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru), di mana risiko penularan penyakit meningkat akibat cuaca buruk dan tingginya mobilitas.

“Penting untuk menjaga kebersihan dan memperhatikan pola hidup sehat selama musim hujan dan masa liburan. Dengan begitu, kita bisa mencegah risiko ISPA dan penyakit lainnya,” tutup Nanik.

Meninggalnya Pekerja Usai Ngegym Picu Diskusi Serius Tentang Kesehatan Jantung

Pada tanggal 31 Desember 2024, kasus meninggalnya seorang pekerja setelah berolahraga di gym pasca bekerja menjadi sorotan publik. Kejadian ini memicu diskusi mengenai hubungan antara aktivitas fisik yang intens dan risiko serangan jantung, terutama di kalangan pekerja yang memiliki gaya hidup sibuk.

Kejadian tersebut terjadi ketika seorang pria berusia 35 tahun mengalami serangan jantung setelah melakukan latihan intensif selama dua jam di gym. Menurut saksi, ia tampak sehat sebelum berolahraga, namun tiba-tiba terjatuh dan tidak sadarkan diri. Meskipun segera dilarikan ke rumah sakit, nyawanya tidak dapat diselamatkan. Kasus ini mengingatkan banyak orang tentang pentingnya memperhatikan kondisi kesehatan sebelum melakukan aktivitas fisik yang berat.

Dokter spesialis jantung, Dr. Basuni Radi, menekankan bahwa penting bagi individu, terutama mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung atau faktor risiko lainnya, untuk menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum melakukan olahraga berat. “Olahraga memang bermanfaat, tetapi jika dilakukan secara berlebihan tanpa persiapan yang baik, bisa berisiko,” ujarnya. Hal ini menunjukkan perlunya kesadaran akan kondisi kesehatan pribadi sebelum berolahraga.

Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan jumlah kasus serangan jantung pada usia muda di Indonesia. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, prevalensi penyakit jantung pada usia di bawah 40 tahun meningkat setiap tahunnya. Stres akibat pekerjaan, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik teratur menjadi beberapa faktor penyebabnya. Diskusi ini semakin relevan dengan kejadian terbaru yang melibatkan pekerja di gym.

Para ahli kesehatan merekomendasikan agar individu mengelola stres dengan baik dan menjaga pola hidup sehat. Mengatur waktu untuk berolahraga secara teratur dengan intensitas yang sesuai dapat membantu mencegah masalah kesehatan serius. “Jangan sampai olahraga menjadi pemicu masalah kesehatan. Penting untuk mendengarkan tubuh kita,” tambah Dr. Basuni.

Kematian tragis pekerja setelah nge-gym ini menjadi pengingat bagi masyarakat tentang pentingnya kesadaran akan kesehatan jantung. Semua pihak kini diharapkan lebih memperhatikan tanda-tanda tubuh dan tidak mengabaikan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Dengan langkah-langkah preventif yang tepat, diharapkan angka serangan jantung dapat ditekan dan kesehatan masyarakat semakin terjaga.

Teknologi Robotik Da Vinci di Gleneagles Hospital Singapura Membantu Operasi Lebih Akurat

Inovasi teknologi kesehatan semakin berkembang pesat, dan rumah sakit di seluruh dunia terus mengadopsi teknologi canggih untuk memberikan perawatan terbaik bagi pasien. Salah satu teknologi terbaru yang digunakan di Singapura adalah Da Vinci Surgical System, yang membantu dokter dalam melakukan pembedahan dengan bantuan robotik. Sistem ini memberikan tingkat presisi yang sangat tinggi, memungkinkan prosedur medis dengan hasil yang lebih baik dan pemulihan lebih cepat.

Teknologi Canggih untuk Presisi Tinggi

Salah satu rumah sakit terkemuka di Singapura, Mount Elizabeth Novena Hospital, mulai memanfaatkan Da Vinci Surgical System untuk pembedahan minimal invasif. Sistem ini memungkinkan dokter untuk melakukan prosedur pembedahan dengan lebih stabil, mengurangi potensi tremor yang sering terjadi pada tangan manusia. CEO Mount Elizabeth Novena Hospital, Sherrie Lim, menjelaskan bahwa sistem ini bisa melakukan tugas yang sangat presisi, seperti mengupas kulit buah anggur, sebuah tugas yang menunjukkan keunggulan akurasi robot ini.

“Keunggulan dari Da Vinci adalah kemampuannya melakukan pembedahan dengan tingkat stabilitas tinggi. Sistem robotik ini memungkinkan dokter untuk mencapai hasil pembedahan dengan lebih akurat dan minim kesalahan,” kata Lim.

Pembedahan Minim Invasif dengan Presisi Maksimal

Menurut Faye Ting, Director of Operations di Gleneagles Hospital, IHH Healthcare Singapore, investasi dalam teknologi seperti Da Vinci Surgical System bertujuan untuk meningkatkan kualitas hasil pembedahan dan mempercepat pemulihan pasien. Sistem ini memungkinkan berbagai jenis pembedahan, termasuk pembedahan urologi, ginekologi, dan umum, dilakukan dengan luka sayatan yang sangat kecil—hanya sekitar 1 cm—yang mengarah pada proses penyembuhan yang lebih cepat.

Sistem ini dilengkapi dengan konsol 3D definisi tinggi yang memberi pandangan jelas kepada dokter bedah, memungkinkan pengoperasian robot dengan tingkat akurasi luar biasa. Gerakan lengan robotik meniru gerakan tangan dokter bedah, namun dengan presisi yang jauh lebih tinggi, mengurangi risiko kesalahan manusia.

“Prosedur menggunakan Da Vinci mengurangi rasa sakit, kehilangan darah, serta waktu pemulihan yang lebih singkat. Selain itu, risiko komplikasi juga lebih rendah,” tambah Faye Ting.

Terapi Proton: Inovasi Pengobatan Kanker yang Presisi

Selain Da Vinci Surgical System, teknologi canggih lainnya yang digunakan di rumah sakit Singapura adalah terapi proton. Terapi ini menggunakaan sinar proton untuk mengobati kanker dengan meminimalisir kerusakan pada jaringan sehat di sekitar tumor. Berbeda dengan terapi radiasi tradisional menggunakan sinar X-ray, terapi proton mengarahkan radiasi hanya ke area tumor, meminimalkan efek samping pada bagian tubuh yang sehat.

Menurut Fu Jin Feng, Head of Radiation Oncology IHH Healthcare Singapore, terapi proton sangat efektif untuk pengobatan kanker karena sinar proton berhenti setelah mencapai tumor, tanpa menyebar ke jaringan sehat di sekitarnya. Ini membuat terapi proton menjadi pilihan yang lebih aman dan lebih tepat sasaran dibandingkan dengan pengobatan radiasi konvensional.

“Terapi proton menargetkan kanker dengan lebih akurat, sementara jaringan sehat di sekitar tumor tetap aman dari paparan radiasi,” kata Fu.

Singapura Memimpin dalam Teknologi Kesehatan Inovatif

IHH Healthcare Singapore terus berkomitmen untuk memajukan layanan kesehatan dengan mengintegrasikan teknologi terbaru seperti Da Vinci Surgical System dan terapi proton, yang membawa harapan baru bagi pasien dalam menghadapi prosedur medis yang kompleks dan pengobatan kanker.

Dengan teknologi-teknologi canggih ini, rumah sakit di Singapura mampu memberikan layanan medis yang lebih aman, efisien, dan dengan tingkat kesuksesan yang lebih tinggi, menjadikan Singapura sebagai salah satu pionir dalam teknologi medis di Asia.

Beberapa Tips Cara Menjaga Kesehatan Otak Dari Dokter

Pada 2 Desember 2024, banyak orang semakin menyadari pentingnya menjaga kesehatan otak. Otak adalah organ vital yang mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan kita, mulai dari kemampuan berpikir, memori, hingga keseimbangan emosional. Seiring bertambahnya usia, risiko gangguan otak, seperti demensia atau Alzheimer, juga meningkat. Namun, dengan langkah pencegahan yang tepat, kita dapat menjaga kesehatan otak kita agar tetap optimal. Berikut ini adalah beberapa tips dari dokter untuk menjaga kesehatan otak secara efektif.

Dokter menyarankan untuk mengonsumsi makanan sehat yang kaya akan nutrisi, terutama yang mengandung asam lemak omega-3, vitamin B kompleks, dan antioksidan. Makanan seperti ikan salmon, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan buah-buahan bisa membantu meningkatkan fungsi otak dan melawan peradangan. Makanan ini juga membantu meningkatkan aliran darah ke otak, yang penting untuk menjaga daya ingat dan konsentrasi. Menghindari makanan olahan yang tinggi gula dan lemak jenuh juga sangat penting untuk mencegah penurunan kognitif.

Berolahraga secara rutin tidak hanya bermanfaat untuk tubuh, tetapi juga untuk otak. Aktivitas fisik meningkatkan aliran darah ke otak, merangsang pertumbuhan sel-sel otak baru, dan mengurangi risiko gangguan kognitif. Menurut dokter, olahraga seperti berjalan cepat, berlari, atau berenang dapat meningkatkan daya ingat, fokus, dan fungsi eksekutif otak. Bahkan, olahraga ringan seperti yoga atau meditasi dapat membantu mengurangi stres, yang jika dibiarkan berlarut-larut, dapat memengaruhi kesehatan otak dalam jangka panjang.

Tidur yang cukup adalah salah satu faktor penting untuk menjaga kesehatan otak. Selama tidur, otak melakukan proses pemulihan dan penguatan memori. Dokter menyarankan agar orang dewasa tidur selama 7-8 jam per malam agar otak dapat berfungsi dengan baik. Tidur yang kurang atau terganggu dapat meningkatkan risiko gangguan kognitif dan gangguan suasana hati. Oleh karena itu, penting untuk menjaga rutinitas tidur yang sehat, seperti menghindari layar ponsel atau komputer sebelum tidur dan menciptakan lingkungan tidur yang tenang.

Untuk menjaga otak tetap tajam, penting untuk melakukan aktivitas yang merangsang otak secara mental. Membaca buku, belajar bahasa baru, atau bahkan bermain teka-teki dan permainan otak dapat membantu memperkuat koneksi saraf di otak. Dokter mengatakan bahwa otak, seperti otot, membutuhkan latihan agar tetap sehat dan fungsional. Menghadapi tantangan mental secara rutin dapat mencegah penurunan fungsi kognitif seiring bertambahnya usia.

Stres kronis dapat merusak otak dan memengaruhi kemampuan berpikir serta memori. Untuk itu, dokter menyarankan agar kita belajar cara mengelola stres melalui meditasi, pernapasan dalam, atau kegiatan relaksasi lainnya. Selain itu, kehidupan sosial yang aktif juga sangat penting. Interaksi sosial yang sehat dapat meningkatkan fungsi otak dan mencegah perasaan terisolasi yang berisiko pada gangguan mental seperti depresi.

Menjaga kesehatan otak memerlukan pendekatan yang seimbang antara pola makan sehat, olahraga, tidur yang cukup, stimulasi mental, dan pengelolaan stres. Dengan mengikuti beberapa tips dari dokter ini, kita dapat menjaga otak tetap tajam, aktif, dan sehat, baik pada usia muda maupun saat memasuki usia lanjut. Memiliki otak yang sehat berarti kualitas hidup yang lebih baik, sehingga sangat penting untuk memberi perhatian lebih pada kesehatan otak kita sehari-hari.

Kemenkes Tingkatkan Upaya Cegah Lonjakan Kematian Akibat Resistensi Antimikroba

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus berupaya menangani tiga isu utama yang menjadi penyebab resistensi antimikroba (antimicrobial resistance atau AMR). Ketiga isu tersebut meliputi kurangnya kesadaran masyarakat, mudahnya akses terhadap antibiotik tanpa resep dokter, serta penggunaan antibiotik yang tidak tepat di sektor pertanian.

Azhar Jaya, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan di Kementerian Kesehatan, menyatakan bahwa kasus kematian akibat resistensi antimikroba menunjukkan tren peningkatan. Pada 2019, jumlah kematian mencapai 1,2 juta jiwa dan diprediksi akan melonjak hingga 10 juta jiwa pada 2050 jika tidak ada langkah penanganan yang efektif.

“Di Indonesia, penyalahgunaan antibiotik masih menjadi masalah serius. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat serta mudahnya mendapatkan antibiotik tanpa resep dokter,” ujar Azhar pada Kamis (21/11/2024).

Faktor Penyebab Resistensi Antimikroba

Azhar menjelaskan, penjualan antibiotik tanpa resep dokter kerap terjadi di apotek, warung, hingga toko obat berizin. Fenomena ini menjadi perhatian serius karena meningkatkan risiko penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan kebutuhan medis.

Selain itu, sektor pertanian juga menjadi salah satu penyumbang masalah AMR. Banyak petani dan peternak menggunakan antibiotik untuk menjaga kesehatan hewan ternak seperti ayam, sapi, dan ikan. Akumulasi antibiotik dalam tubuh hewan dapat masuk ke tubuh manusia melalui konsumsi, yang akhirnya memperburuk resistensi terhadap antimikroba.

Langkah Edukasi dan Pengawasan

Untuk mengatasi masalah ini, Kemenkes menggelar seminar dalam rangka Pekan Kesadaran AMR Sedunia (World AMR Awareness Week/WAAW), yang berlangsung pada 18-24 November. Kegiatan ini ditujukan untuk memperluas wawasan masyarakat mengenai risiko resistensi antimikroba.

Sebagai bagian dari strategi, materi tentang AMR juga telah dimasukkan ke dalam standar akreditasi pelayanan kesehatan. Langkah ini diharapkan mendorong para dokter dan tenaga medis untuk lebih bijak dalam meresepkan antibiotik.

Kerja Sama Lintas Sektor

Upaya pencegahan AMR juga melibatkan kerja sama lintas sektor. Kementerian Kesehatan menggandeng berbagai pemangku kepentingan, seperti Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Kolaborasi ini dirancang untuk mengontrol penggunaan antibiotik secara lebih komprehensif, baik di sektor medis maupun non-medis.

Resistensi antimikroba menjadi tantangan kesehatan dunia yang harus ditangani dengan segera. Melalui edukasi, pengawasan, dan kerja sama lintas sektor, Kementerian Kesehatan berharap dapat menekan angka resistensi antibiotik di Indonesia dan melindungi masyarakat dari ancaman kesehatan yang lebih besar di masa depan.

RSCM Sukses Operasi Hati dengan Teknologi Robotik

Tim medis dari Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) berhasil melakukan operasi pengangkatan kista hati dengan bantuan teknologi bedah robotik. Langkah ini mengikuti operasi telerobotik sebelumnya yang dilakukan oleh tim dokter spesialis urologi dari RS I.G.N.G Ngoerah Bali, yang menangani pasien pengidap kista ginjal di RSCM.

“Beberapa minggu lalu, kami mulai melakukan operasi telerobotik untuk kasus urologi, dan kini kami kembangkan untuk bedah digestif,” ujar dr. Renan Sukmawan, Direktur Medik dan Keperawatan RSCM, seperti dikutip dari Antara.

Renan menjelaskan bahwa teknologi bedah robotik memiliki keunggulan dalam hal kecepatan dan ketepatan, jauh lebih unggul dibandingkan metode bedah tradisional. Penggunaan teknologi ini juga telah menjadi tren global dalam pelayanan kesehatan.

“Dunia saat ini bergerak menuju prosedur bedah yang lebih cepat, lebih singkat, dan lebih presisi. Ini adalah praktik yang sedang berkembang di banyak negara,” lanjut Renan.

Teknologi robotik tidak hanya diterapkan dalam bedah hati dan ginjal; menurut Renan, ke depannya metode ini bisa dimanfaatkan dalam berbagai prosedur medis, termasuk operasi untuk kanker dan bahkan tindakan persalinan.

dr. Wifanto Saditya Jeo, Kepala Instalasi Bedah Pusat RSCM, menyoroti bahwa teknologi bedah robotik menawarkan tingkat presisi yang lebih tinggi dibandingkan metode konvensional. “Pembedahan menggunakan robot memungkinkan ketepatan yang luar biasa, memungkinkan tindakan-tindakan kompleks dijalankan secara lebih efektif,” jelas Wifanto.

Lebih lanjut, Wifanto menyebut bahwa metode telerobotik ini berpotensi luas untuk berbagai jenis operasi di sejumlah organ tubuh. Menurutnya, teknologi robotik memberikan fleksibilitas yang setara dengan operasi manual namun dengan ketepatan lebih tinggi, memungkinkan operasi dilakukan bahkan dari jarak jauh.

Penggunaan teknologi ini juga membantu mengurangi kelelahan dokter selama operasi panjang, yang bisa memakan waktu berjam-jam. “Selain canggih, teknologi ini membuat operasi lebih efisien dan mengurangi beban kerja dokter,” kata Wifanto.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa teknologi operasi telerobotik ini akan ditempatkan di empat rumah sakit besar: RSCM Jakarta, RS Hasan Sadikin Bandung, RS I.G.N.G Ngoerah Bali, dan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

Dengan adanya teknologi ini, Budi berharap tantangan geografis yang selama ini menghambat akses kesehatan di Indonesia dapat teratasi, sehingga layanan medis yang berkualitas bisa menjangkau lebih banyak wilayah, termasuk daerah terpencil.

Penjelasan Dokter Soal Mitos Tusuk Jarum Jika Kena Stroke

Pada 26 Oktober 2024, seorang dokter spesialis saraf menjelaskan mitos yang beredar di masyarakat mengenai tindakan tusuk jarum untuk penanganan stroke. Mitos ini seringkali membuat banyak orang bingung dan salah langkah saat menghadapi keadaan darurat yang berkaitan dengan stroke.

Pertama, dokter menjelaskan bahwa stroke adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu. Tindakan tusuk jarum untuk mengeluarkan darah atau mengurangi gejala stroke adalah salah dan tidak memiliki dasar medis yang kuat. Dokter mengingatkan bahwa penanganan stroke memerlukan intervensi medis yang tepat dan cepat, bukan tindakan sembarangan yang dapat berpotensi membahayakan pasien.

Selanjutnya, penjelasan lebih lanjut mengenai gejala stroke juga disampaikan. Gejala umum seperti kesulitan berbicara, kelemahan pada satu sisi tubuh, dan perubahan keseimbangan harus diwaspadai. Jika gejala ini muncul, sangat penting untuk segera mendapatkan bantuan medis. Mengandalkan mitos atau tindakan tradisional seperti tusuk jarum hanya akan memperburuk kondisi pasien.

Selain itu, dokter juga menekankan pentingnya pendidikan kesehatan masyarakat mengenai stroke. Banyak orang masih kurang memahami gejala dan tanda-tanda awal stroke, yang dapat menyebabkan penanganan yang terlambat. Dengan informasi yang benar, diharapkan masyarakat dapat lebih cepat bertindak dan menghubungi layanan darurat saat gejala stroke muncul.

Sebagai penutup, dokter mengingatkan bahwa stroke adalah keadaan darurat medis yang memerlukan penanganan profesional. Mitos tentang tusuk jarum harus ditanggapi dengan skeptis dan tidak boleh dijadikan panduan dalam menghadapi situasi stroke. Kesadaran akan gejala dan pentingnya tindakan cepat dapat menyelamatkan nyawa, sehingga edukasi kesehatan yang tepat sangat diperlukan.

Inovasi Terbaru: Kalkulator AI dari Ilmuwan Inggris Prediksi Risiko Kematian Akurat

Di era modern, kecerdasan buatan (AI) berkembang pesat dan mulai diterapkan di berbagai bidang, termasuk dunia kesehatan. Di Inggris, teknologi terbaru yang disebut AI-ECG Risk Estimation (AIRE), juga dikenal sebagai “kalkulator kematian AI,” akan diuji coba untuk menilai risiko kesehatan kardiovaskular.

Dilansir dari Daily Mail, AIRE menggunakan data dari hasil tes elektrokardiogram (EKG) yang menangkap aktivitas listrik jantung untuk mendeteksi risiko kesehatan tersembunyi. Teknologi ini diklaim mampu memprediksi risiko kematian dalam jangka waktu 10 tahun dengan akurasi mencapai 78 persen, sebuah hasil yang mengungguli metode prediksi tradisional.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Lancet Digital Health mengungkapkan bahwa AIRE juga dapat mengidentifikasi potensi gagal jantung serta masalah irama jantung yang mungkin berkembang di masa depan. Alat ini terbukti mendeteksi risiko gangguan irama jantung pada 76 persen kasus dan mampu mengidentifikasi penyakit kardiovaskular aterosklerotik di masa mendatang.

Pengujian AIRE direncanakan untuk dimulai pertengahan tahun depan di dua pusat layanan kesehatan di London. Para pakar berharap teknologi ini bisa diterapkan di seluruh sistem layanan kesehatan Inggris dalam lima tahun ke depan, untuk membantu mendeteksi risiko kesehatan jantung dengan lebih dini.

Menurut dr. Arunashis Sau, ahli kardiologi di Imperial College Healthcare NHS Trust, AIRE tidak dimaksudkan untuk menggantikan dokter. Sebaliknya, alat ini bertujuan memberikan informasi tambahan untuk membantu dokter mengenali pola yang mungkin tidak terlihat melalui pemeriksaan manual.

“AIRE bekerja dengan ‘membaca’ data EKG guna mengenali pola dalam sinyal-sinyal listrik yang menunjukkan adanya risiko jantung atau potensi gagal jantung sebelum gejalanya muncul,” jelas dr. Sau. Dengan mengidentifikasi pola-pola ini, teknologi AI dapat menyarankan pasien untuk menjalani tes lanjutan yang lebih rinci, sehingga risiko kesehatan dapat diatasi lebih awal.

Lebih lanjut, dr. Sau menjelaskan bahwa EKG merupakan tes yang murah dan banyak digunakan. Namun, dengan bantuan AIRE, hasil dari EKG sederhana bisa digunakan untuk merujuk pasien ke pemeriksaan lanjutan yang lebih mendalam, berpotensi mengurangi risiko masalah kesehatan serius di masa mendatang.

“Tujuan utama dari teknologi ini adalah membantu mengidentifikasi individu dengan risiko lebih tinggi, sehingga mereka dapat menerima tes dan perawatan lanjutan yang tepat,” tambah dr. Sau. Dengan adanya teknologi AI ini, pengelolaan pasien dengan risiko jantung diharapkan menjadi lebih efektif dan tepat sasaran.

Tips Dan Trik dari Dr. Khanna Untuk Meningkatkan Kesuburan Semua Wanita

Jakarta, 22 Oktober 2024 – Dr. Khanna, seorang ahli fertilitas terkemuka, berbagi wawasan penting tentang cara meningkatkan kesuburan wanita. Dengan semakin banyak pasangan yang mencari cara untuk memulai keluarga, informasi yang tepat dan praktis sangat dibutuhkan.

Salah satu langkah pertama yang disarankan Dr. Khanna adalah memperhatikan pola makan. Konsumsi makanan sehat yang kaya akan vitamin dan mineral, seperti sayuran, buah-buahan, dan protein berkualitas tinggi, dapat mendukung kesehatan reproduksi. “Makanan yang seimbang dan bergizi sangat penting untuk meningkatkan kesuburan,” jelas Dr. Khanna.

Stres dapat menjadi faktor penghambat dalam proses kehamilan. Dr. Khanna merekomendasikan teknik manajemen stres seperti meditasi, yoga, atau olahraga ringan. “Mengelola stres dengan baik dapat membantu meningkatkan keseimbangan hormon yang berperan dalam kesuburan,” tambahnya.

Keseimbangan berat badan juga mempengaruhi kesuburan. Dr. Khanna menyarankan wanita untuk menjaga berat badan ideal melalui diet dan olahraga yang teratur. “Kelebihan atau kekurangan berat badan dapat memengaruhi ovulasi dan kesehatan reproduksi,” ungkapnya.

Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin juga sangat penting. Dr. Khanna menyarankan wanita untuk berkonsultasi dengan dokter dan melakukan tes kesuburan jika diperlukan. “Deteksi dini terhadap masalah kesuburan bisa menjadi langkah awal untuk mendapatkan penanganan yang tepat,” katanya.

Menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol sangat dianjurkan. Dr. Khanna menekankan bahwa kedua kebiasaan ini dapat merusak kualitas sel telur dan mengurangi peluang kehamilan. “Pola hidup sehat adalah kunci untuk kesuburan yang optimal,” jelasnya.

Dengan menerapkan tips dan trik dari Dr. Khanna, wanita dapat meningkatkan peluang mereka untuk hamil. Dari pola makan sehat hingga manajemen stres, setiap langkah yang diambil menuju kesehatan reproduksi yang lebih baik sangat berharga. Bagi pasangan yang sedang merencanakan kehamilan, mengikuti saran ini dapat menjadi panduan berharga dalam perjalanan mereka menuju menjadi orang tua.