Atasi Ngantuk Saat Puasa dengan Cara Ini!

Selama bulan puasa, banyak orang merasa lebih mudah mengantuk, terutama di siang hari. Hal ini bisa cukup mengganggu, apalagi bagi mereka yang harus bekerja atau belajar. Beberapa orang percaya bahwa makan nasi saat sahur bisa menyebabkan kantuk, sehingga mereka memilih makanan lain. Namun, sebenarnya nasi bukanlah penyebab utama munculnya rasa kantuk.

Menurut dr. Gaga Irawan Nugraha, SpGK, faktor utama yang menyebabkan kantuk saat puasa adalah kurangnya waktu tidur. Selama Ramadan, jam tidur biasanya berkurang karena harus bangun lebih awal untuk sahur. Banyak orang yang langsung beraktivitas setelah sahur tanpa tidur lagi, sehingga tubuh merasa lebih lelah di siang hari.

Untuk mengurangi rasa kantuk saat puasa, dr. Gaga menyarankan agar waktu tidur diatur dengan lebih baik. Tidur lebih awal dapat membantu tubuh mendapatkan istirahat yang cukup sebelum sahur, sehingga keesokan harinya tetap segar dan tidak mudah mengantuk. Selain itu, ada beberapa cara lain yang bisa dilakukan agar puasa tetap lancar dan tubuh tetap bugar. Salah satunya adalah dengan berolahraga ringan setelah berbuka puasa, mengonsumsi makanan bergizi saat sahur, serta menjaga suhu ruangan agar tetap nyaman saat tidur.

Dengan pola tidur yang teratur dan asupan makanan yang seimbang, tubuh bisa tetap fit selama berpuasa. Dengan begitu, puasa bisa dijalani dengan lebih nyaman tanpa rasa lemas dan kantuk yang berlebihan.

Nutrisi Tepat untuk Mempercepat Penyembuhan Luka

Luka yang tak kunjung sembuh dapat menjadi kendala bagi banyak orang. Selain perawatan medis, asupan nutrisi juga memainkan peran penting dalam proses pemulihan. Beberapa jenis makanan tertentu diketahui memiliki kandungan nutrisi yang dapat membantu mempercepat regenerasi kulit serta mendukung penyembuhan luka secara optimal. Kedelai, misalnya, kaya akan protein yang mengandung seluruh asam amino esensial yang diperlukan tubuh untuk membangun jaringan baru. Selain itu, kedelai juga mengandung vitamin A, C, D, E, dan K yang bermanfaat dalam proses penyembuhan. Cokelat hitam dengan kandungan antioksidan tinggi berperan melindungi sel dari kerusakan serta meningkatkan sirkulasi darah, sehingga oksigen dan nutrisi dapat tersalurkan dengan lebih baik ke area luka.

Sayuran seperti brokoli, kubis, dan kangkung kaya akan vitamin C yang mendukung produksi kolagen, protein yang berperan penting dalam pembentukan jaringan baru. Selain itu, kandungan glucosinolates dalam sayuran ini membantu meredakan peradangan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Telur juga menjadi sumber protein yang mudah diserap oleh tubuh dan mengandung vitamin serta mineral penting seperti seng, zat besi, dan selenium yang berkontribusi dalam mempercepat proses penyembuhan.

Sayuran hijau seperti bayam dan pakcoy mengandung folat, magnesium, dan provitamin A yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mempercepat regenerasi kulit. Ikan salmon, dengan kandungan asam lemak omega-3, berperan dalam mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan luka. Sementara itu, buah beri seperti stroberi dan blueberry kaya akan antioksidan dan vitamin C yang mendukung produksi kolagen serta melindungi sel-sel tubuh dari infeksi.

Daging ayam yang mengandung glutamin dan arginin membantu pembentukan kolagen serta melindungi jaringan tubuh dari infeksi. Kerang-kerangan seperti tiram kaya akan mineral seng yang diperlukan untuk regenerasi kulit. Selain itu, ubi jalar sebagai sumber karbohidrat sehat memberikan energi yang dibutuhkan tubuh selama proses pemulihan, serta mengandung vitamin C dan karotenoid yang membantu mempercepat penyembuhan luka.

Mendukung penyembuhan luka tidak hanya mengandalkan perawatan medis tetapi juga pola makan yang kaya akan protein, vitamin C, dan mineral penting. Dengan mengonsumsi makanan yang tepat, tubuh dapat mempercepat proses pemulihan dan kembali sehat dalam waktu lebih singkat.