Mengenal Leptospirosis: Penyakit Musim Hujan, Penyebab, dan Gejalanya

Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira yang biasanya bertahan hidup dalam air atau tanah yang tercemar selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Bakteri ini banyak terdapat di lingkungan yang terkontaminasi urine hewan pembawa infeksi, seperti tikus dan hewan lainnya.

Menurut Kementerian Kesehatan RI, bakteri Leptospira dapat masuk ke tubuh manusia melalui luka terbuka, baik kecil maupun besar, serta melalui mata, hidung, mulut, dan saluran pencernaan. Kondisi ini membuat leptospirosis lebih umum terjadi saat musim hujan dan banjir, ketika masyarakat sering bersentuhan dengan air atau lumpur yang mungkin tercemar urine hewan pembawa bakteri tersebut.

Beberapa hewan yang berpotensi menjadi pembawa bakteri Leptospira termasuk tikus, anjing, sapi, babi, kucing, bahkan singa laut. Hewan-hewan ini bisa terus melepaskan bakteri ke lingkungan tanpa menunjukkan gejala infeksi.

Gejala Leptospirosis

Gejala leptospirosis bisa bervariasi, dan menurut Kemenkes, beberapa gejala umumnya adalah sebagai berikut:

  • Demam mendadak
  • Kelelahan
  • Mata merah
  • Kulit kekuningan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot

Pada tahap yang lebih serius, leptospirosis dapat menyebabkan komplikasi seperti gagal ginjal, gagal hati, atau meningitis. Penyakit ini sering kali sulit terdeteksi di tahap awal karena gejalanya mirip dengan penyakit lain, dan beberapa orang bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Leptospirosis bisa berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Jika tidak mendapatkan pengobatan, pemulihan bisa memakan waktu beberapa bulan dan bahkan mengancam jiwa.

Pencegahan Leptospirosis di Musim Hujan

Untuk mencegah leptospirosis, penting untuk menghindari kontak langsung dengan air banjir atau genangan yang mungkin tercemar. Gunakan pelindung seperti sepatu atau sarung tangan saat bekerja atau beraktivitas di lingkungan yang rawan terpapar bakteri Leptospira. Selain itu, menjaga kebersihan lingkungan dan mengendalikan populasi tikus di sekitar rumah juga dapat membantu mengurangi risiko penularan leptospirosis.

Waspada terhadap gejala awal leptospirosis dan segera mencari pengobatan jika merasa terpapar adalah langkah yang penting untuk mencegah komplikasi serius dari penyakit ini.