Menguap Terus-Menerus? Bisa Jadi Sinyal Tubuh Alami Masalah Serius

Menguap sering dianggap sebagai pertanda tubuh sedang mengantuk. Namun menurut American Academy of Sleep Medicine (AASM), menguap berlebihan bisa jadi sinyal bahwa tubuh sedang mengalami masalah kesehatan yang lebih serius. Dr. Eric Olson, Presiden AASM dan ahli pengobatan tidur dari Mayo Clinic, menyebutkan bahwa rasa kantuk yang muncul terus-menerus tidak boleh dianggap sepele karena bisa berdampak luas terhadap kesehatan. Tidur malam yang tidak berkualitas selama kurang dari 7-8 jam per hari diketahui meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, depresi, penyakit jantung, hingga stroke.

Spesialis tidur Kristen Knutson menjelaskan bahwa rasa kantuk di siang hari yang berlebihan dapat menjadi gejala gangguan tidur tertentu atau gangguan kesehatan lainnya. Sementara itu, Dr. Indira Gurubhagavatula dari Veterans Administration Medical Center mengungkapkan bahwa kurang tidur kronis dapat menurunkan kemampuan seseorang dalam menilai kondisi tubuhnya sendiri. Mereka merasa baik-baik saja, padahal secara medis mungkin sudah mengalami penurunan fungsi otak dan kewaspadaan, bahkan berisiko mengalami ‘microsleep’ yang berbahaya.

Untuk menilai tingkat kantuk, para ahli biasanya menggunakan Epworth Sleepiness Scale. Skor lebih dari 10 menunjukkan kondisi yang patut diwaspadai. Selain kurang tidur, kantuk berlebihan juga dapat dipicu oleh gangguan tidur seperti sleep apnea, efek samping obat, hingga gaya hidup tidak sehat. Menjaga rutinitas tidur, menghindari kafein dan alkohol, serta menciptakan lingkungan tidur yang nyaman sangat penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Beras Merah: Pilihan Sehat yang Mengandung Risiko Tersembunyi

Penelitian terbaru dari Universitas Michigan State mengungkapkan bahwa beras merah mengandung arsenik karsinogenik yang lebih tinggi dibandingkan dengan beras putih. Dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal Risk Analysis, para peneliti menemukan bahwa beras merah mengandung sekitar 40 persen lebih banyak arsenik anorganik, jenis arsenik yang terbukti dapat menyebabkan kanker. Temuan ini membuka diskusi baru mengenai reputasi beras merah sebagai pilihan makanan yang lebih sehat.

Meskipun beras merah kaya akan vitamin, mineral, serat, dan antioksidan yang baik untuk kesehatan, termasuk manfaat dalam menurunkan risiko kanker dan mendukung kesehatan jantung, penelitian ini menunjukkan bahwa beras merah juga membawa risiko paparan arsenik yang lebih tinggi. Arsenik dapat menyebabkan kerusakan genetik dan meningkatkan risiko kanker, yang merupakan faktor penting yang perlu dipertimbangkan oleh konsumen yang memilih beras ini untuk manfaat kesehatannya.

Di sisi lain, beras putih lebih murah dan diterima secara luas oleh masyarakat, dengan kandungan arsenik yang lebih rendah. Proses pengolahannya mengurangi sebagian besar lapisan luar yang mengandung arsenik, meskipun ini juga mengurangi kandungan nutrisi pentingnya. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak kecil, yang mengonsumsi makanan dalam jumlah lebih banyak relatif terhadap berat badan mereka, berisiko lebih tinggi terhadap paparan arsenik dari konsumsi beras merah.

Para peneliti menyarankan agar orang tua mempertimbangkan untuk menyeimbangkan konsumsi beras merah dan putih dalam pola makan anak-anak guna meminimalkan risiko kesehatan sambil tetap memperoleh manfaat gizi yang baik.

Kepergian Mat Solar dan Pentingnya Kesadaran Akan Stroke Berulang

Dunia komedi Indonesia kembali berduka dengan wafatnya komedian senior Mat Solar pada Senin, 17 Maret 2025, di Rumah Sakit Pondok Indah. Pria bernama asli Nasrullah ini tutup usia pada 62 tahun setelah berjuang melawan stroke yang dideritanya sejak 2015. Selain itu, dalam dua tahun terakhir, ia juga mengalami infeksi paru-paru yang semakin memperburuk kondisinya. Mat Solar pertama kali terserang stroke ringan pada 2015, tetapi kondisinya memburuk pada Juli 2018. Istrinya, Ida Nurlaila, mengungkapkan bahwa serangan stroke parah datang setelah ia menonton pertandingan Piala Dunia, menyebabkan gangguan bicara dan penglihatan, meskipun pendengarannya masih baik.

Stroke merupakan penyakit serius yang dapat berulang dan menimbulkan dampak lebih besar. Studi menunjukkan bahwa setiap stroke berpotensi menyebabkan kerusakan otak lebih parah, meningkatkan risiko kecacatan, bahkan kematian. Penelitian dari Cleveland Clinic menemukan bahwa stroke kedua cenderung lebih berbahaya dibandingkan stroke pertama. Data dari Denmark pada 2022 menunjukkan bahwa tingkat kematian dalam satu tahun setelah stroke iskemik berulang meningkat dari 17 persen menjadi 25 persen, sementara dalam 10 tahun naik dari 56 persen menjadi 70 persen. Stroke hemoragik memiliki tingkat kematian lebih tinggi, mencapai 75 persen dalam satu dekade setelah serangan berulang.

Faktor utama penyebab stroke berulang sama seperti stroke pertama, termasuk tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi, obesitas, dan merokok. Stroke iskemik terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah, sedangkan stroke hemoragik disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak. Gejala stroke dapat dikenali melalui slogan “SEGERA KE RS”, seperti senyum yang tidak simetris, gangguan gerak, kesulitan berbicara, mati rasa di satu sisi tubuh, rabun mendadak, dan sakit kepala parah.

Mencegah stroke berulang sangat penting dengan menerapkan gaya hidup sehat, mengelola tekanan darah, mengontrol kadar kolesterol, serta menghindari kebiasaan merokok. Konsultasi dengan dokter dan pemantauan kesehatan secara rutin dapat membantu meminimalkan risiko. Jika seseorang mengalami gejala stroke, segera cari pertolongan medis untuk menghindari komplikasi lebih lanjut.