Pada 25 Oktober 2024, dr. Zaidul Akbar memberikan perhatian khusus kepada penggemar seblak, sebuah makanan khas Indonesia yang terbuat dari kerupuk basah dan bumbu pedas. Dalam sebuah acara kesehatan, dr. Zaidul mengungkapkan bahwa seblak bisa menyebabkan peningkatan kadar gula darah, terutama bagi mereka yang memiliki masalah diabetes atau sensitivitas terhadap karbohidrat.
Seblak yang terbuat dari kerupuk, yang biasanya tinggi karbohidrat, dapat meningkatkan gula darah dengan cepat setelah dikonsumsi. dr. Zaidul menjelaskan bahwa karbohidrat sederhana dalam kerupuk bisa diserap tubuh dengan cepat, yang mengakibatkan lonjakan gula darah. Ini menjadi perhatian serius bagi mereka yang berisiko diabetes atau memiliki riwayat penyakit terkait gula darah.
Untuk mengatasi masalah ini, dr. Zaidul membagikan tips agar tetap bisa menikmati seblak tanpa khawatir akan kesehatan. Pertama, ia menyarankan untuk mengurangi porsi kerupuk dan menambah sayuran segar dalam seblak. Sayuran tidak hanya memberikan serat, tetapi juga dapat membantu menstabilkan kadar gula darah. Menambahkan sayuran seperti kol, sawi, atau brokoli membuat seblak lebih bergizi.
Selain itu, dr. Zaidul merekomendasikan untuk memilih bahan tambahan yang lebih sehat, seperti protein tanpa lemak, seperti ayam atau telur, dan menghindari tambahan minyak berlebih. Dengan cara ini, seblak tidak hanya enak tetapi juga menjadi pilihan yang lebih seimbang. Mengurangi penggunaan bumbu yang terlalu pedas juga bisa menjadi pilihan agar tidak mengganggu lambung.
Dokter Zaidul juga mengingatkan pentingnya mengontrol waktu makan. Mengonsumsi seblak di waktu yang tepat dan tidak dalam keadaan lapar berlebihan bisa membantu mengurangi risiko lonjakan gula darah. Makan secara perlahan dan menikmati setiap suapan juga dianjurkan untuk memberi waktu bagi tubuh dalam mencerna makanan.
Sebagai penutup, dr. Zaidul Akbar menekankan bahwa seblak tetap bisa menjadi bagian dari pola makan yang sehat jika disiapkan dengan bijak. Dengan menerapkan tips yang dibagikannya, penggemar seblak dapat menikmati makanan favorit mereka tanpa harus mengorbankan kesehatan. Ini menjadi pengingat bahwa kesenangan kuliner dan kesehatan dapat berjalan beriringan jika diatur dengan baik.