Ketika kehamilan datang, banyak pasangan mulai bertanya-tanya—apakah masih aman untuk berhubungan intim? Jangan langsung panik, karena yang paling penting justru komunikasi terbuka antara kamu dan pasangan. Kejujuran soal keinginan, kekhawatiran, dan kenyamanan sangat penting, apalagi di masa kehamilan yang membawa banyak perubahan fisik dan emosional.
Menurut penjelasan dari Dr. Manvi Verma, seorang dokter kandungan dan seksolog dari Rumah Sakit Motherhood di Kharghar, masih banyak pasangan yang punya anggapan salah soal hubungan intim saat hamil. Banyak yang takut karena mengira bisa membahayakan bayi atau menyebabkan komplikasi. Padahal, jika kehamilannya dalam kondisi sehat dan tidak ada risiko tertentu, aktivitas seksual tetap aman dilakukan. Justru, keintiman bisa mempererat hubungan suami istri, membantu mengurangi stres, dan memperbaiki suasana hati.
Namun, tentu saja tidak semua kondisi kehamilan sama. Ada beberapa situasi yang perlu diwaspadai, seperti riwayat kelahiran prematur, gangguan pada plasenta, atau leher rahim yang lemah. Jika mengalami hal-hal tersebut, penting sekali untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum berhubungan intim.
Soal posisi, yang terpenting adalah kenyamanan. Seiring bertambahnya usia kandungan, kamu dan pasangan mungkin perlu mencoba posisi yang lebih rileks dan tidak menekan perut. Bantal bisa jadi solusi untuk membantu posisi yang lebih nyaman. Bahkan orgasme pun aman dilakukan, selama tidak ada kontraindikasi dari dokter.
Pada akhirnya, kunci utama adalah saling dukung dan terus berkomunikasi. Kalau masih ragu, jangan sungkan untuk tanya langsung ke dokter. Daripada menebak-nebak sendiri, lebih baik dapat informasi dari ahlinya. Ingat, artikel ini hanya sebagai informasi awal—untuk kondisi spesifik, tetap konsultasi langsung ke tenaga medis, ya!