Mengulik Insomnia: Saat Tubuh Lelah Tapi Mata Tak Mau Terpejam

Pernah merasa sulit terlelap meski tubuh terasa sangat lelah? Atau sering terbangun di tengah malam lalu kesulitan tidur kembali? Bisa jadi itu adalah gejala insomnia, gangguan tidur yang tidak bisa disepelekan. Menurut dr. Citra, dosen di Fakultas Kedokteran IPB University sekaligus Spesialis Kedokteran Penerbangan, insomnia bukan sekadar kekurangan tidur. Kondisi ini ditandai dengan kesulitan tidur setidaknya tiga kali dalam seminggu dan berdampak pada aktivitas di siang hari.

Efeknya pun tidak hanya sekadar rasa mengantuk, tapi juga dapat menurunkan konsentrasi, memicu mood buruk, hingga meningkatkan risiko kesalahan kerja. Bagi karyawan kantoran, mahasiswa, bahkan pekerja dengan tanggung jawab tinggi seperti masinis atau pilot, gangguan ini bisa berakibat serius. Insomnia yang berlangsung lama dapat memicu masalah kesehatan seperti hipertensi, stroke, diabetes, serta gangguan mental seperti kecemasan dan depresi.

Tidur siang kerap dianggap sebagai solusi, namun bila berlebihan justru bisa membuat pusing. Disarankan tidur siang hanya 20–30 menit saja agar tetap segar. Salah satu cara efektif mengatasi insomnia tanpa obat adalah dengan terapi kognitif yang bertujuan membentuk kebiasaan tidur sehat. Selain itu, menerapkan sleep hygiene seperti menjauhkan gadget sebelum tidur, menjaga kenyamanan kamar, mengatur suhu ruangan, hingga menggunakan aromaterapi, sangat dianjurkan. Bila gangguan tidur berlangsung lebih dari tiga bulan, konsultasi ke dokter adalah langkah terbaik. Dengan perubahan gaya hidup yang tepat, tidur yang nyenyak bisa kembali dinikmati.

Rahasia Menjadi Tangguh dan Sehat Setelah Usia 50 Tahun Dimulai Sebelum Jam 9 Pagi

Penuaan adalah bagian alami dari kehidupan yang tidak bisa dihindari, namun bagaimana cara seseorang menjalaninya sangat ditentukan oleh gaya hidup. Bagi perempuan yang telah memasuki usia 50 tahun ke atas, menjaga kualitas hidup menjadi prioritas. Pilihan aktivitas di pagi hari, khususnya sebelum jam 9, berperan besar dalam menjaga kebugaran dan kesehatan jangka panjang.

Meski faktor genetik turut berpengaruh, kebiasaan yang dilakukan setiap hari sangat menentukan proses menua. Menurut Dr. Suneye Koohsari, menjalani pola hidup sehat dan seimbang mampu meningkatkan energi, memperbaiki suasana hati, hingga memperpanjang usia. Hal ini menjadi sangat penting bagi perempuan lanjut usia yang ingin tetap aktif dan produktif. Kebiasaan kecil yang dijalani secara konsisten memberikan dampak besar bagi kualitas hidup, bahkan ketika baru dimulai di usia 50-an.

Salah satu kebiasaan penting adalah menjaga kualitas tidur. Tidur selama 7 hingga 9 jam setiap malam mendukung imunitas, memperbaiki jaringan tubuh, dan menjaga fungsi otak. Selain itu, rutinitas seperti minum teh herbal bebas kafein di malam hari, berjalan ringan setelah makan malam, meditasi, serta menghindari konsumsi alkohol dapat membantu tidur lebih nyenyak dan bangun dalam kondisi segar. Menghindari konsumsi air terlalu dekat dengan waktu tidur juga disarankan untuk mencegah gangguan tidur. Menjaga kadar gula darah melalui camilan sehat sebelum tidur, seperti yoghurt dengan selai kacang, turut mendukung tubuh tetap bugar di pagi hari.