Rahasia Menjadi Tangguh dan Sehat Setelah Usia 50 Tahun Dimulai Sebelum Jam 9 Pagi

Penuaan adalah bagian alami dari kehidupan yang tidak bisa dihindari, namun bagaimana cara seseorang menjalaninya sangat ditentukan oleh gaya hidup. Bagi perempuan yang telah memasuki usia 50 tahun ke atas, menjaga kualitas hidup menjadi prioritas. Pilihan aktivitas di pagi hari, khususnya sebelum jam 9, berperan besar dalam menjaga kebugaran dan kesehatan jangka panjang.

Meski faktor genetik turut berpengaruh, kebiasaan yang dilakukan setiap hari sangat menentukan proses menua. Menurut Dr. Suneye Koohsari, menjalani pola hidup sehat dan seimbang mampu meningkatkan energi, memperbaiki suasana hati, hingga memperpanjang usia. Hal ini menjadi sangat penting bagi perempuan lanjut usia yang ingin tetap aktif dan produktif. Kebiasaan kecil yang dijalani secara konsisten memberikan dampak besar bagi kualitas hidup, bahkan ketika baru dimulai di usia 50-an.

Salah satu kebiasaan penting adalah menjaga kualitas tidur. Tidur selama 7 hingga 9 jam setiap malam mendukung imunitas, memperbaiki jaringan tubuh, dan menjaga fungsi otak. Selain itu, rutinitas seperti minum teh herbal bebas kafein di malam hari, berjalan ringan setelah makan malam, meditasi, serta menghindari konsumsi alkohol dapat membantu tidur lebih nyenyak dan bangun dalam kondisi segar. Menghindari konsumsi air terlalu dekat dengan waktu tidur juga disarankan untuk mencegah gangguan tidur. Menjaga kadar gula darah melalui camilan sehat sebelum tidur, seperti yoghurt dengan selai kacang, turut mendukung tubuh tetap bugar di pagi hari.

Merokok dan Alkohol, Dua Kebiasaan yang Diam-Diam Tingkatkan Risiko Kanker Payudara

Setiap perempuan memiliki kemungkinan sekitar 13 persen untuk mengalami kanker payudara sepanjang hidupnya. Risiko ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti keturunan, pola makan, dan gaya hidup sehari-hari. Dari sekian banyak pemicu, merokok dan konsumsi alkohol menjadi dua kebiasaan yang paling sering dikaitkan dengan meningkatnya risiko kanker payudara menurut berbagai penelitian medis.

Merokok bukan hanya pemicu utama kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan, tetapi juga berperan dalam kerusakan jaringan tubuh termasuk jaringan payudara. Kandungan zat berbahaya dalam asap rokok diketahui bersifat karsinogenik dan mampu memicu pertumbuhan sel tidak normal. Perempuan yang aktif merokok atau memiliki riwayat merokok memiliki risiko lebih besar terkena kanker payudara dan kemungkinan kambuh setelah pengobatan. Berhenti merokok, bahkan setelah diagnosis kanker, tetap memberikan manfaat kesehatan yang signifikan.

Selain itu, konsumsi alkohol juga berkontribusi terhadap risiko kanker payudara. Penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang mengonsumsi dua gelas alkohol atau lebih setiap hari memiliki risiko 20 persen lebih tinggi dibandingkan yang tidak minum alkohol sama sekali. Alkohol dapat merusak sel tubuh, meningkatkan hormon estrogen, menyebabkan kenaikan berat badan, serta mengganggu penyerapan nutrisi penting seperti asam folat. Semua efek ini saling berkaitan dengan tumbuhnya sel kanker. Bagi mereka yang sedang menjalani kemoterapi atau radioterapi, disarankan untuk benar-benar menghindari alkohol dan berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui batas konsumsi yang aman.