Penemuan yang mengungkapkan sebuah fenomena langka dalam sejarah kedokteran dan ilmu pengetahuan baru-baru ini mencuri perhatian dunia. Para ilmuwan mengidentifikasi bahwa otak manusia yang terkubur dalam letusan dahsyat Gunung Vesuvius pada tahun 79 Masehi telah berubah menjadi kaca, sebuah temuan yang belum pernah tercatat sebelumnya. Penemuan ini bermula pada tahun 2020 ketika tengkorak seorang pria ditemukan di situs arkeologi Herculaneum, kota Romawi kuno yang hancur akibat letusan gunung berapi tersebut. Pada awalnya, para peneliti terkejut dengan adanya benjolan aneh yang tampak seperti obsidian pada tengkorak itu, namun mereka kesulitan untuk menjelaskan fenomena ini.
Setelah melalui penelitian lebih lanjut, para ilmuwan akhirnya mengonfirmasi bahwa benjolan tersebut bukanlah batu biasa, melainkan sisa otak manusia yang terawetkan dengan sempurna dalam bentuk kaca. Hasil studi yang dipublikasikan dalam IFL Science pada 2 Maret 2025 menyebutkan bahwa otak tersebut mengalami proses vitrifikasi, yaitu perubahan bentuk organ menjadi kaca yang terjadi pada suhu yang sangat tinggi. Proses ini sangat jarang terjadi di alam, terutama pada jaringan organik seperti otak manusia.
Penelitian ini menyoroti bagaimana kondisi ekstrem yang tercipta akibat letusan Vesuvius telah menyebabkan otak pria tersebut berubah menjadi kaca. Herculaneum, yang terletak di dekat Gunung Vesuvius, terkubur dalam lapisan abu dan aliran piroklastik yang sangat panas setelah letusan. Para peneliti menjelaskan bahwa suhu tinggi yang mencapai lebih dari 510 derajat Celcius langsung membunuh semua penduduk kota dan menciptakan kondisi yang memungkinkan vitrifikasi. Dalam proses ini, material organik yang terkena suhu ekstrem mendingin dengan sangat cepat, mencegah kristalisasi dan mengubahnya menjadi kaca.
Lebih lanjut, hasil pemindaian yang dilakukan pada material kaca yang ditemukan menunjukkan bahwa kaca tersebut mengandung jaringan kompleks neuron dan struktur saraf lainnya yang terpelihara dengan luar biasa baik. Hal ini menunjukkan bahwa proses vitrifikasi ini sangat efektif dalam mengawetkan jaringan otak meskipun terjadi dalam waktu singkat.
Pentingnya penemuan ini tidak hanya terletak pada aspek ilmiah semata, tetapi juga memberikan wawasan baru tentang cara alam dapat menciptakan kondisi yang sangat jarang, bahkan ekstrem, yang tidak dapat terjadi dalam kondisi normal. Vitrifikasi otak manusia akibat letusan Gunung Vesuvius ini membuka peluang baru bagi penelitian tentang proses pengawetan organ dan cara alam dapat mempengaruhi perubahan materi dalam waktu yang sangat singkat.
Kesimpulannya, letusan Gunung Vesuvius yang mengerikan itu bukan hanya merenggut ribuan nyawa, tetapi juga mengungkapkan fenomena langka yang mengubah organ manusia menjadi kaca. Penemuan ini memperkaya pemahaman kita tentang proses fisika yang terjadi dalam kondisi ekstrim dan memberi petunjuk tentang bagaimana alam dapat menciptakan keajaiban yang tak terbayangkan sebelumnya.