Ketika Meja Makan Jadi Arena Taruhan: Kenali Makanan yang Bisa Tingkatkan Risiko Kanker

Pola makan sehat memainkan peran besar dalam mencegah perkembangan penyakit kanker. Menurut Alyssa Tatum, ahli gizi dari MD Anderson Cancer Center, ada beberapa jenis makanan yang patut diwaspadai karena bisa meningkatkan risiko kanker. Salah satu yang paling umum adalah daging olahan, seperti sosis, ham, bacon, kornet, dan nugget, yang biasanya diawetkan menggunakan nitrat dan nitrit. Bahan ini dapat memicu peningkatan risiko kanker kolorektal dan lambung.

Tatum menekankan bahwa mengubah pola makan bukanlah hal yang mudah. Ia menyarankan untuk mulai dengan langkah kecil, seperti memilih daging olahan bebas nitrat atau mencari produk dengan kadar natrium dan lemak lebih rendah. Membandingkan label produk juga penting agar bisa membuat pilihan yang lebih sehat.

Selain daging olahan, alkohol juga menjadi faktor risiko utama. Konsumsi alkohol dapat merusak jaringan tubuh dalam jangka panjang, menyebabkan perubahan DNA sel, dan meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, seperti lambung, hati, hingga payudara. Rekomendasi terbaik adalah menghindari alkohol sepenuhnya, namun jika tidak memungkinkan, membatasinya menjadi satu gelas per hari bisa menjadi pilihan lebih aman.

Produk makanan dan minuman ultra-proses, yang tinggi gula dan garam, juga harus dibatasi. Pola makan ini berhubungan dengan obesitas yang dapat meningkatkan risiko kanker. Konsumsi gula tambahan pun sebaiknya dibatasi untuk mencegah kelebihan berat badan.

Terakhir, konsumsi daging merah seperti sapi, babi, dan domba perlu dikontrol. Meskipun kaya nutrisi, konsumsi berlebihan berpotensi meningkatkan risiko kanker kolorektal. Cara mengolahnya pun berpengaruh besar; memasak dengan suhu tinggi seperti membakar dapat menghasilkan karsinogen yang berbahaya.

Merokok dan Alkohol, Dua Kebiasaan yang Diam-Diam Tingkatkan Risiko Kanker Payudara

Setiap perempuan memiliki kemungkinan sekitar 13 persen untuk mengalami kanker payudara sepanjang hidupnya. Risiko ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti keturunan, pola makan, dan gaya hidup sehari-hari. Dari sekian banyak pemicu, merokok dan konsumsi alkohol menjadi dua kebiasaan yang paling sering dikaitkan dengan meningkatnya risiko kanker payudara menurut berbagai penelitian medis.

Merokok bukan hanya pemicu utama kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan, tetapi juga berperan dalam kerusakan jaringan tubuh termasuk jaringan payudara. Kandungan zat berbahaya dalam asap rokok diketahui bersifat karsinogenik dan mampu memicu pertumbuhan sel tidak normal. Perempuan yang aktif merokok atau memiliki riwayat merokok memiliki risiko lebih besar terkena kanker payudara dan kemungkinan kambuh setelah pengobatan. Berhenti merokok, bahkan setelah diagnosis kanker, tetap memberikan manfaat kesehatan yang signifikan.

Selain itu, konsumsi alkohol juga berkontribusi terhadap risiko kanker payudara. Penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang mengonsumsi dua gelas alkohol atau lebih setiap hari memiliki risiko 20 persen lebih tinggi dibandingkan yang tidak minum alkohol sama sekali. Alkohol dapat merusak sel tubuh, meningkatkan hormon estrogen, menyebabkan kenaikan berat badan, serta mengganggu penyerapan nutrisi penting seperti asam folat. Semua efek ini saling berkaitan dengan tumbuhnya sel kanker. Bagi mereka yang sedang menjalani kemoterapi atau radioterapi, disarankan untuk benar-benar menghindari alkohol dan berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui batas konsumsi yang aman.