Merokok dan Alkohol, Dua Kebiasaan yang Diam-Diam Tingkatkan Risiko Kanker Payudara

Setiap perempuan memiliki kemungkinan sekitar 13 persen untuk mengalami kanker payudara sepanjang hidupnya. Risiko ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti keturunan, pola makan, dan gaya hidup sehari-hari. Dari sekian banyak pemicu, merokok dan konsumsi alkohol menjadi dua kebiasaan yang paling sering dikaitkan dengan meningkatnya risiko kanker payudara menurut berbagai penelitian medis.

Merokok bukan hanya pemicu utama kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan, tetapi juga berperan dalam kerusakan jaringan tubuh termasuk jaringan payudara. Kandungan zat berbahaya dalam asap rokok diketahui bersifat karsinogenik dan mampu memicu pertumbuhan sel tidak normal. Perempuan yang aktif merokok atau memiliki riwayat merokok memiliki risiko lebih besar terkena kanker payudara dan kemungkinan kambuh setelah pengobatan. Berhenti merokok, bahkan setelah diagnosis kanker, tetap memberikan manfaat kesehatan yang signifikan.

Selain itu, konsumsi alkohol juga berkontribusi terhadap risiko kanker payudara. Penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang mengonsumsi dua gelas alkohol atau lebih setiap hari memiliki risiko 20 persen lebih tinggi dibandingkan yang tidak minum alkohol sama sekali. Alkohol dapat merusak sel tubuh, meningkatkan hormon estrogen, menyebabkan kenaikan berat badan, serta mengganggu penyerapan nutrisi penting seperti asam folat. Semua efek ini saling berkaitan dengan tumbuhnya sel kanker. Bagi mereka yang sedang menjalani kemoterapi atau radioterapi, disarankan untuk benar-benar menghindari alkohol dan berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui batas konsumsi yang aman.

Mengkhawatirkan! 70% Kasus Kanker Payudara Tertunda Deteksi di Stadium Lanjut

Kanker payudara di Indonesia masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius, dengan data menunjukkan bahwa tujuh dari sepuluh kasus terdeteksi pada tahap lanjut. Menurut laporan dari Global Cancer Observatory (2022), Indonesia mencatat lebih dari 400.000 kasus kanker baru setiap tahunnya, dan banyak perempuan baru mendapatkan diagnosis kanker payudara ketika pengobatan sudah semakin terbatas. Padahal, deteksi dini dapat meningkatkan peluang kelangsungan hidup hingga 98%, namun masih banyak perempuan yang ragu atau enggan melakukan pemeriksaan.

Berdasarkan penelitian, ada beberapa alasan yang menyebabkan ketidaktertarikan untuk melakukan pemeriksaan, mulai dari kurangnya kesadaran, stigma sosial, hingga ketakutan terhadap prosedur medis itu sendiri. Bahkan, di banyak komunitas, pemeriksaan payudara sering dianggap tabu dan tidak nyaman. Beberapa perempuan merasa malu atau khawatir menjadi beban bagi keluarga mereka jika didiagnosis dengan penyakit serius.

Menanggapi tantangan besar ini, Fujifilm Indonesia bekerja sama dengan MedicElle Clinic meluncurkan inisiatif penting, yaitu program “Cancer-Free Towards a Healthy Family.” Program ini menyediakan layanan mammografi 3D gratis bagi 100 perempuan sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kesadaran dan deteksi dini kanker payudara. Pemeriksaan ini dilakukan antara 1 hingga 15 November 2025, dan hasilnya diumumkan pada 23 November bersamaan dengan sesi edukasi kesehatan.

Teknologi Canggih Membuat Proses Pemeriksaan Lebih Nyaman

Salah satu kekhawatiran utama perempuan mengenai mammografi adalah rasa sakit dan ketidaknyamanan selama pemeriksaan. Namun, kemajuan teknologi dalam bidang medis kini memungkinkan pengalaman pemeriksaan menjadi jauh lebih nyaman. Mammografi digital berbasis kecerdasan buatan (AI) dari Fujifilm Indonesia tidak hanya mengurangi rasa tidak nyaman, tetapi juga mempercepat proses deteksi dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi dan paparan radiasi yang lebih rendah.

“Kami percaya bahwa pelayanan kesehatan adalah hak dasar bagi setiap orang,” ujar Masato Yamamoto, Presiden Direktur PT Fujifilm Indonesia. “Kami hadir bukan hanya dengan teknologi, tetapi juga sebagai mitra untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya deteksi dini kanker payudara. Kami ingin mengubah kenyataan bahwa 70% kasus baru masih terdeteksi terlambat, dan untuk itu, kami bekerja keras agar pemeriksaan lebih mudah diakses dan tidak menakutkan.”

Kesempatan Berharga untuk Perempuan Indonesia

Ratna Setyarahajoe, salah satu peserta program ini, berbagi pengalamannya setelah menjalani pemeriksaan mammografi. Memiliki riwayat kanker dalam keluarga, Ratna merasa penting untuk melakukan pemeriksaan rutin sebagai langkah pencegahan.

“Saya sering mendiskusikan kanker payudara dengan keluarga. Ini bukan hanya tentang diri saya, tapi untuk memastikan tubuh saya tetap sehat,” kata Ratna. “Pemeriksaan kali ini sangat berbeda. Tidak ada rasa sakit, tidak perlu mengubah posisi saya, dan teknologi yang digunakan sangat memudahkan.”

Ratna juga menekankan pentingnya menyebarkan informasi mengenai pemeriksaan payudara rutin kepada teman-temannya di kantor. “Banyak perempuan yang masih belum sadar akan pentingnya pemeriksaan ini. Saya berharap mereka bisa merasa lebih nyaman dan terbuka untuk melakukannya,” tambahnya.

Fujifilm Indonesia Terus Berinovasi untuk Menjangkau Lebih Banyak Perempuan

Fujifilm Indonesia berkomitmen untuk terus memperluas inisiatif deteksi dini kanker payudara ini dengan bekerja sama dengan berbagai institusi kesehatan terkemuka di Indonesia, termasuk Mandaya Puri Hospital dan Universitas Udayana. Kolaborasi ini bertujuan untuk menjangkau lebih banyak perempuan di seluruh Indonesia dan memastikan mereka mendapatkan akses ke pemeriksaan yang dapat menyelamatkan nyawa.

Handra Effendi, Direktur PT Fujifilm Indonesia, menekankan bahwa misi ini hanya bisa sukses melalui kerjasama antara berbagai pemangku kepentingan. “Kolaborasi dengan berbagai institusi dan organisasi kesehatan merupakan langkah penting untuk memastikan lebih banyak perempuan mendapatkan akses ke deteksi dini kanker payudara,” ujar Handra.

Kesadaran dan Aksi Kolektif untuk Perempuan yang Sehat

Deteksi dini kanker payudara bukan hanya soal melawan penyakit, tetapi juga soal memberikan kesempatan bagi lebih banyak perempuan untuk hidup sehat dan berkualitas. Program ini memberikan harapan bahwa tidak ada perempuan yang harus menunggu terlalu lama, merasa takut, atau menghadapi perjuangan melawan kanker sendirian. Dengan upaya bersama ini, perempuan Indonesia semakin diberdayakan untuk menjaga kesehatan mereka dan hidup lebih baik.

Melalui program seperti ini, Fujifilm Indonesia berharap dapat mengubah stigma yang ada dan mendorong perempuan untuk lebih sadar akan pentingnya pemeriksaan kesehatan. Mengambil langkah kecil sekarang dapat menyelamatkan nyawa di masa depan.