Rahasia Jantung Sehat: Kebiasaan Sederhana untuk Hidup Lebih Lama

Menjaga kesehatan jantung adalah langkah penting untuk menghindari berbagai penyakit kardiovaskular. Dengan menerapkan gaya hidup sehat sejak dini, risiko terkena gangguan jantung bisa dikurangi secara signifikan. Beberapa kebiasaan sederhana dapat membantu jantung tetap kuat dan berfungsi dengan optimal.

Aktivitas fisik secara rutin merupakan salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kinerja jantung dan memperlancar sirkulasi darah. Olahraga seperti berjalan, berlari, atau bersepeda dapat membantu menjaga kesehatan jantung, terutama jika dilakukan minimal 30 menit setiap hari. Selain itu, menghentikan kebiasaan merokok juga sangat penting karena zat beracun dalam rokok dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko serangan jantung.

Mengontrol berat badan juga berperan dalam menjaga kesehatan jantung. Pola makan yang seimbang dengan konsumsi sayuran, buah-buahan, dan makanan kaya serat dapat membantu mengatur kadar kolesterol serta gula darah. Selain itu, membatasi asupan garam juga penting untuk menjaga tekanan darah tetap stabil dan menghindari risiko hipertensi.

Makanan yang mengandung lemak sehat, seperti ikan dengan kandungan omega-3, minyak zaitun, dan alpukat, dapat membantu menjaga keseimbangan kolesterol dalam tubuh. Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan olahan juga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya penyumbatan pembuluh darah. Dengan menerapkan kebiasaan hidup sehat ini secara konsisten, jantung akan tetap berfungsi dengan baik dan tubuh menjadi lebih bugar.

Mulailah dengan langkah kecil dan lakukan secara rutin agar manfaatnya bisa dirasakan dalam jangka panjang. Menjaga jantung tetap sehat tidak hanya bertujuan untuk mencegah penyakit, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup secara menyeluruh.

Atasi Nyeri Punggung Bawah Sebelum Mengganggu Aktivitas Sehari-hari

Nyeri punggung bawah atau low back pain merupakan keluhan umum yang dialami banyak orang. Rasa sakit ini bisa muncul secara tiba-tiba atau berkembang perlahan, menyebabkan ketidaknyamanan hingga membatasi pergerakan. Meski sering dianggap sepele, kondisi ini bisa berdampak serius pada kualitas hidup jika tidak ditangani dengan tepat. Low back pain terjadi pada bagian bawah punggung yang mencakup tulang belakang, pinggang, panggul, hingga dapat menjalar ke bokong dan kaki.

Menurut dokter spesialis kedokteran rehabilitasi medik dan fisik, Ertania Nirmala, penyebab nyeri ini bisa berasal dari gangguan otot, tulang belakang, persendian, saraf, hingga organ dalam di sekitar punggung bawah. Faktor paling umum adalah ketegangan otot yang terjadi secara bertahap atau cedera yang menimbulkan nyeri secara mendadak. Selain itu, kondisi seperti artritis, osteoporosis, skoliosis, saraf terjepit, hingga batu ginjal juga dapat menjadi pemicu.

Beberapa faktor risiko turut meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami low back pain, di antaranya usia 30–50 tahun, obesitas, kehamilan, sering mengangkat beban berat, gerakan tiba-tiba yang memberi tekanan pada punggung, cedera akibat olahraga, hingga postur tubuh yang buruk saat duduk atau berdiri. Gejala yang sering muncul meliputi nyeri tumpul atau menusuk pada punggung bawah, kesulitan berdiri tegak, serta sensasi kebas dan kesemutan pada tungkai bawah.

Ertania menjelaskan bahwa dalam beberapa kasus, nyeri ringan dapat membaik dengan sendirinya. Namun, jika tidak nyaman, penderita bisa mengompres dingin area yang sakit selama 10 menit, lalu beralih ke kompres hangat setelah beberapa hari. Bila nyeri berlanjut, penggunaan obat pereda nyeri seperti parasetamol bisa menjadi pilihan. Jika kondisi tidak membaik, konsultasi dengan dokter diperlukan untuk mendapatkan obat pelemas otot atau fisioterapi guna meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas otot. Pada kasus yang lebih serius akibat kelainan tulang belakang atau saraf terjepit, tindakan medis lebih lanjut seperti operasi bisa menjadi solusi terakhir.

Dilarikan ke RS Karena GERD, Wendy Cagur Ungkap Gejala yang Mesti Diwaspadai

Komedian sekaligus presenter, Wendy Cagur, kembali dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami nyeri hebat di bagian dada. Setelah menjalani pemeriksaan medis, dokter memastikan bahwa Wendy mengalami Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), atau yang lebih dikenal dengan asam lambung naik.

Sebelumnya, Wendy sempat menjalani pemeriksaan medis karena keluhan serupa yang diduga berkaitan dengan kondisi jantungnya. Namun, hasil diagnosis menunjukkan bahwa gejala tersebut disebabkan oleh GERD, bukan masalah jantung.

Kabar mengenai kondisi Wendy ini disampaikan langsung oleh sang istri, Revti Ayu Natasya, melalui unggahan di Instagram. Ia menceritakan bahwa Wendy kembali mengalami nyeri dada usai menjalani siaran langsung program sahur.

“Tadi subuh setelah live sahur, suami tiba-tiba telepon dan bilang dadanya sakit lagi, bahkan lebih parah dibandingkan Jumat kemarin. Langsung dibawa ke rumah sakit terdekat dari tempat kerjanya, dan ternyata karena GERD,” ungkap Revti.

GERD dan Gejala yang Harus Diwaspadai

Terkait kondisi yang dialami Wendy, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, menjelaskan bahwa GERD memiliki beberapa gejala yang perlu diwaspadai.

“Saat puasa, gejala asam lambung naik biasanya ditandai dengan perut terasa panas, dada seperti terbakar, mulut terasa pahit, nyeri di ulu hati, serta perut kembung,” jelas Prof. Ari.

Ia juga menambahkan bahwa keluhan asam lambung naik lebih sering terjadi di minggu-minggu awal bulan puasa. Orang yang memiliki riwayat penyakit maag atau gangguan pencernaan lainnya cenderung lebih rentan mengalami kondisi ini.

GERD sendiri merupakan kondisi di mana asam lambung berulang kali naik ke kerongkongan akibat melemahnya katup esofagus. Hal ini dapat menyebabkan iritasi, peradangan, hingga rasa tidak nyaman yang berkepanjangan jika tidak ditangani dengan baik.

Faktor Risiko yang Memicu GERD

Beberapa kebiasaan dan kondisi tertentu dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami GERD, antara lain:

  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Makan dalam porsi besar
  • Makan dengan terburu-buru
  • Makan terlalu larut malam
  • Konsumsi makanan tinggi lemak atau gorengan
  • Kehamilan
  • Kebiasaan merokok
  • Konsumsi alkohol dan kopi secara berlebihan
  • Efek samping dari obat-obatan tertentu

Untuk mencegah GERD kambuh, penting untuk menjaga pola makan yang sehat, menghindari makanan pemicu, serta tidak langsung berbaring setelah makan. Selain itu, bagi penderita GERD, menjalani pola makan yang lebih teratur saat puasa juga menjadi tantangan tersendiri.

Saat ini, Wendy Cagur masih menjalani perawatan dan pemantauan lebih lanjut dari tim medis. Semoga kondisinya segera membaik dan ia dapat kembali beraktivitas seperti biasa.

Mengkhawatirkan! 70% Kasus Kanker Payudara Tertunda Deteksi di Stadium Lanjut

Kanker payudara di Indonesia masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius, dengan data menunjukkan bahwa tujuh dari sepuluh kasus terdeteksi pada tahap lanjut. Menurut laporan dari Global Cancer Observatory (2022), Indonesia mencatat lebih dari 400.000 kasus kanker baru setiap tahunnya, dan banyak perempuan baru mendapatkan diagnosis kanker payudara ketika pengobatan sudah semakin terbatas. Padahal, deteksi dini dapat meningkatkan peluang kelangsungan hidup hingga 98%, namun masih banyak perempuan yang ragu atau enggan melakukan pemeriksaan.

Berdasarkan penelitian, ada beberapa alasan yang menyebabkan ketidaktertarikan untuk melakukan pemeriksaan, mulai dari kurangnya kesadaran, stigma sosial, hingga ketakutan terhadap prosedur medis itu sendiri. Bahkan, di banyak komunitas, pemeriksaan payudara sering dianggap tabu dan tidak nyaman. Beberapa perempuan merasa malu atau khawatir menjadi beban bagi keluarga mereka jika didiagnosis dengan penyakit serius.

Menanggapi tantangan besar ini, Fujifilm Indonesia bekerja sama dengan MedicElle Clinic meluncurkan inisiatif penting, yaitu program “Cancer-Free Towards a Healthy Family.” Program ini menyediakan layanan mammografi 3D gratis bagi 100 perempuan sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kesadaran dan deteksi dini kanker payudara. Pemeriksaan ini dilakukan antara 1 hingga 15 November 2025, dan hasilnya diumumkan pada 23 November bersamaan dengan sesi edukasi kesehatan.

Teknologi Canggih Membuat Proses Pemeriksaan Lebih Nyaman

Salah satu kekhawatiran utama perempuan mengenai mammografi adalah rasa sakit dan ketidaknyamanan selama pemeriksaan. Namun, kemajuan teknologi dalam bidang medis kini memungkinkan pengalaman pemeriksaan menjadi jauh lebih nyaman. Mammografi digital berbasis kecerdasan buatan (AI) dari Fujifilm Indonesia tidak hanya mengurangi rasa tidak nyaman, tetapi juga mempercepat proses deteksi dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi dan paparan radiasi yang lebih rendah.

“Kami percaya bahwa pelayanan kesehatan adalah hak dasar bagi setiap orang,” ujar Masato Yamamoto, Presiden Direktur PT Fujifilm Indonesia. “Kami hadir bukan hanya dengan teknologi, tetapi juga sebagai mitra untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya deteksi dini kanker payudara. Kami ingin mengubah kenyataan bahwa 70% kasus baru masih terdeteksi terlambat, dan untuk itu, kami bekerja keras agar pemeriksaan lebih mudah diakses dan tidak menakutkan.”

Kesempatan Berharga untuk Perempuan Indonesia

Ratna Setyarahajoe, salah satu peserta program ini, berbagi pengalamannya setelah menjalani pemeriksaan mammografi. Memiliki riwayat kanker dalam keluarga, Ratna merasa penting untuk melakukan pemeriksaan rutin sebagai langkah pencegahan.

“Saya sering mendiskusikan kanker payudara dengan keluarga. Ini bukan hanya tentang diri saya, tapi untuk memastikan tubuh saya tetap sehat,” kata Ratna. “Pemeriksaan kali ini sangat berbeda. Tidak ada rasa sakit, tidak perlu mengubah posisi saya, dan teknologi yang digunakan sangat memudahkan.”

Ratna juga menekankan pentingnya menyebarkan informasi mengenai pemeriksaan payudara rutin kepada teman-temannya di kantor. “Banyak perempuan yang masih belum sadar akan pentingnya pemeriksaan ini. Saya berharap mereka bisa merasa lebih nyaman dan terbuka untuk melakukannya,” tambahnya.

Fujifilm Indonesia Terus Berinovasi untuk Menjangkau Lebih Banyak Perempuan

Fujifilm Indonesia berkomitmen untuk terus memperluas inisiatif deteksi dini kanker payudara ini dengan bekerja sama dengan berbagai institusi kesehatan terkemuka di Indonesia, termasuk Mandaya Puri Hospital dan Universitas Udayana. Kolaborasi ini bertujuan untuk menjangkau lebih banyak perempuan di seluruh Indonesia dan memastikan mereka mendapatkan akses ke pemeriksaan yang dapat menyelamatkan nyawa.

Handra Effendi, Direktur PT Fujifilm Indonesia, menekankan bahwa misi ini hanya bisa sukses melalui kerjasama antara berbagai pemangku kepentingan. “Kolaborasi dengan berbagai institusi dan organisasi kesehatan merupakan langkah penting untuk memastikan lebih banyak perempuan mendapatkan akses ke deteksi dini kanker payudara,” ujar Handra.

Kesadaran dan Aksi Kolektif untuk Perempuan yang Sehat

Deteksi dini kanker payudara bukan hanya soal melawan penyakit, tetapi juga soal memberikan kesempatan bagi lebih banyak perempuan untuk hidup sehat dan berkualitas. Program ini memberikan harapan bahwa tidak ada perempuan yang harus menunggu terlalu lama, merasa takut, atau menghadapi perjuangan melawan kanker sendirian. Dengan upaya bersama ini, perempuan Indonesia semakin diberdayakan untuk menjaga kesehatan mereka dan hidup lebih baik.

Melalui program seperti ini, Fujifilm Indonesia berharap dapat mengubah stigma yang ada dan mendorong perempuan untuk lebih sadar akan pentingnya pemeriksaan kesehatan. Mengambil langkah kecil sekarang dapat menyelamatkan nyawa di masa depan.

Kurma dan Unsalted Butter: Tren Baru yang Dapat Dampak Positif, Tapi Perhatikan Ini

Berbuka puasa dengan kurma telah menjadi tradisi yang diikuti oleh umat Muslim, karena sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits riwayat Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda: “Apabila salah seorang di antara kalian berbuka, maka berbukalah dengan kurma, sebab kurma itu mendatangkan berkah. Namun jika tidak ada, berbukalah dengan air karena air itu bersih.” Tradisi ini tidak hanya membawa berkah, tetapi juga memiliki manfaat bagi tubuh, terutama saat berbuka puasa setelah seharian berpuasa.

Kurma dikenal memiliki rasa manis yang lezat, namun lebih dari sekedar cita rasa, kurma mengandung berbagai nutrisi penting yang diperlukan tubuh saat berpuasa. Sebagai contoh, kurma kaya akan karbohidrat, serat, vitamin, dan mineral yang membantu mengembalikan energi yang hilang selama berpuasa. Belakangan ini, kurma juga hadir dalam berbagai variasi, seperti yang dipadukan dengan kacang almond atau keju untuk menambah cita rasa.

Namun, ahli gizi klinik, dr. Putri Sakti, MGizi, SpGK, AIFO-K, CBCFF, menyarankan agar konsumen tetap bijak dalam menambahkan bahan lain seperti unsalted butter atau keju pada kurma. “Boleh-boleh saja mengikuti tren tersebut, selama tidak berlebihan. Jangan lupa untuk memperhatikan kandungan kalori dan lemak yang ada pada tambahan bahan tersebut,” jelas dr. Putri dalam percakapan dengan detikcom, Minggu (9/5/2025).

Kurma sendiri, yang kaya akan karbohidrat, dapat memberikan energi dengan cepat setelah berpuasa seharian. Namun, jika ditambah dengan keju atau unsalted butter, yang memiliki kandungan lemak tinggi, total kalori dalam satu sajian bisa menjadi cukup signifikan. “Biasanya, satu butir kurma yang dipadukan dengan bahan-bahan tersebut sudah cukup, dan pastikan jumlahnya tidak berlebihan,” tambahnya.

Dr. Putri juga mengingatkan agar tak terlalu banyak mengonsumsi makanan manis saat berbuka puasa, karena hal ini bisa menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Sebagai alternatif, ia menyarankan untuk menyelingi konsumsi kurma dengan takjil yang lebih tinggi protein, seperti telur rebus atau makanan yang kaya akan gizi lainnya. Dengan begitu, tubuh akan lebih mudah mendapatkan energi tanpa terganggu lonjakan gula darah yang tidak diinginkan.

“Pastikan porsi dan frekuensi konsumsi makanan manis diperhatikan, cukup satu butir saja untuk mencukupi kebutuhan energi saat berbuka,” ungkap dr. Putri. Sehingga, berbuka puasa tetap bisa dilakukan dengan seimbang dan tetap memperhatikan kesehatan tubuh.

Minum Kopi Saat Puasa? Ikuti Saran Dokter agar Lambung Aman

Bagi banyak orang, kopi sudah menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari, baik sebagai penyemangat di pagi hari maupun teman bekerja di siang hari. Namun, selama bulan Ramadan, pola konsumsi kopi tentu perlu disesuaikan. Lantas, kapan waktu yang paling tepat untuk menikmati kopi saat berpuasa?

Aturan Minum Kopi Selama Puasa Menurut Ahli

Mengonsumsi kopi saat puasa memang boleh dilakukan, tetapi harus dengan cara yang tepat agar tidak berdampak negatif pada kesehatan. Spesialis penyakit dalam, dr. Aru Ariadno, SpPD-KGEH, menyarankan agar kopi dikonsumsi setelah berbuka puasa, dengan catatan perut sudah terisi makanan.

“Boleh saja minum kopi setelah berbuka, tetapi harus hati-hati bagi penderita gastritis atau asam lambung. Kandungan kafein dalam kopi bisa memicu gangguan pada lambung bagi mereka yang memiliki kondisi tersebut,” jelas dr. Aru saat diwawancarai pada Senin (17/2/2025).

Bagi mereka yang tidak memiliki masalah lambung, kopi bisa dinikmati setelah berbuka, tetapi tetap dalam batas wajar.

Bolehkah Minum Kopi Saat Sahur?

Sementara itu, spesialis urologi, dr. Nur Rasyid, SpU, menjelaskan bahwa minum kopi saat sahur juga diperbolehkan, asalkan tidak dalam keadaan perut kosong.

“Kalau ingin minum kopi saat sahur, pastikan perut sudah terisi makanan terlebih dahulu. Kopi tidak akan menyebabkan dehidrasi jika dikonsumsi dengan pola yang tepat,” ujar dr. Nur saat ditemui di Jakarta Selatan, Rabu (26/2).

Selain itu, mengonsumsi kopi menjelang waktu tidur sebaiknya dihindari. Kandungan kafein dapat mengganggu pola tidur dan membuat tubuh sulit beristirahat dengan optimal.

Siapa yang Harus Menghindari Kopi Saat Puasa?

Meski kopi memiliki banyak manfaat, ada beberapa kondisi yang mengharuskan seseorang membatasi atau bahkan menghindari konsumsi kopi saat berpuasa, di antaranya:

  • Penderita gastritis atau GERD, karena kafein dapat meningkatkan produksi asam lambung.
  • Orang dengan hipertensi, terutama jika konsumsi kopi tidak dikontrol.
  • Mereka yang mengalami gangguan tidur, karena efek stimulan kafein bisa bertahan selama beberapa jam setelah dikonsumsi.

Kesimpulan

Minum kopi saat puasa boleh dilakukan, baik saat sahur maupun setelah berbuka, asalkan perut sudah terisi terlebih dahulu. Hindari konsumsi kopi menjelang tidur dan perhatikan kondisi tubuh agar tetap bugar selama menjalankan ibadah puasa. Jika memiliki masalah kesehatan tertentu seperti asam lambung atau tekanan darah tinggi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menikmati kopi selama Ramadan.

Tantangan Ekstrem! Pria AS Coba Push-up 500 Kali, Ini yang Terjadi pada Tubuhnya

Seorang pria asal Amerika Serikat, Jackson Hunter, melakukan eksperimen kebugaran dengan melakukan 500 push-up dalam satu jam. Tantangan ini tidak hanya menguji ketahanan fisiknya, tetapi juga memberikan perubahan yang cukup signifikan pada tubuhnya dalam waktu singkat.

Dilansir dari Daily Mail, Hunter membagikan pengalaman saat menjalani tantangan ini dan memperlihatkan perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Setelah menyelesaikan 500 push-up, otot-otot di lengan dan dadanya tampak lebih menonjol dan berisi. Para ahli kebugaran menjelaskan bahwa kondisi ini terjadi karena peningkatan aliran darah ke otot, yang membuatnya terlihat lebih besar dan berdefinisi.

Namun, perubahan tersebut hanya bersifat sementara, biasanya berlangsung selama dua hingga tiga jam. Faktor-faktor seperti intensitas latihan dan tingkat hidrasi seseorang juga berpengaruh terhadap durasi efek ini.

Push-Up sebagai Indikator Kesehatan

Meski melakukan 500 push-up dalam satu sesi dianggap berlebihan bagi sebagian orang, para pakar kebugaran menyebut bahwa latihan ini dapat menjadi indikator umum kesehatan seseorang. Push-up bukan hanya tentang kekuatan otot, tetapi juga melatih daya tahan tubuh dan fungsi kardiovaskular.

Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa melakukan push-up secara rutin dapat membantu menurunkan risiko serangan jantung dan stroke. Oleh karena itu, para ahli merekomendasikan setiap orang untuk menjadikan push-up sebagai bagian dari rutinitas olahraga harian mereka.

Berapa Banyak Push-Up yang Disarankan?

Jumlah push-up yang disarankan bervariasi berdasarkan usia dan jenis kelamin. Berikut panduan umum untuk tingkat kebugaran yang baik:

  • Usia 20-an:
    • Pria: 28 kali
    • Wanita: 20 kali
  • Usia 30-an:
    • Pria: 21 kali
    • Wanita: 19 kali
  • Usia 40-an:
    • Pria: 16 kali
    • Wanita: 14 kali
  • Usia 50-an:
    • Pria: 12 kali
    • Wanita: 10 kali
  • Usia 65 tahun ke atas:
    • Baik pria maupun wanita sebaiknya mampu melakukan 10 push-up dalam satu kali sesi.

Meski demikian, angka tersebut bukan patokan mutlak karena tingkat kebugaran seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pola hidup dan kebiasaan olahraga.

Push-Up dan Risiko Penyakit Kardiovaskular

Sebuah penelitian menemukan bahwa pria paruh baya yang mampu melakukan 40 push-up dalam satu sesi memiliki risiko 96 persen lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular, dibandingkan mereka yang hanya bisa melakukan kurang dari 10 push-up.

Hal ini semakin membuktikan bahwa latihan sederhana seperti push-up memiliki manfaat besar bagi kesehatan jantung dan sistem peredaran darah. Oleh karena itu, menjaga konsistensi berolahraga lebih penting daripada sekadar mencapai angka tertentu.

Bagi yang ingin meningkatkan kebugaran, push-up bisa menjadi latihan yang praktis, tanpa perlu alat khusus, dan bisa dilakukan di mana saja.

Bencana Alam Unik: Otak Pria Ini Berubah Jadi Kaca Setelah Letusan Gunung

Penemuan yang mengungkapkan sebuah fenomena langka dalam sejarah kedokteran dan ilmu pengetahuan baru-baru ini mencuri perhatian dunia. Para ilmuwan mengidentifikasi bahwa otak manusia yang terkubur dalam letusan dahsyat Gunung Vesuvius pada tahun 79 Masehi telah berubah menjadi kaca, sebuah temuan yang belum pernah tercatat sebelumnya. Penemuan ini bermula pada tahun 2020 ketika tengkorak seorang pria ditemukan di situs arkeologi Herculaneum, kota Romawi kuno yang hancur akibat letusan gunung berapi tersebut. Pada awalnya, para peneliti terkejut dengan adanya benjolan aneh yang tampak seperti obsidian pada tengkorak itu, namun mereka kesulitan untuk menjelaskan fenomena ini.

Setelah melalui penelitian lebih lanjut, para ilmuwan akhirnya mengonfirmasi bahwa benjolan tersebut bukanlah batu biasa, melainkan sisa otak manusia yang terawetkan dengan sempurna dalam bentuk kaca. Hasil studi yang dipublikasikan dalam IFL Science pada 2 Maret 2025 menyebutkan bahwa otak tersebut mengalami proses vitrifikasi, yaitu perubahan bentuk organ menjadi kaca yang terjadi pada suhu yang sangat tinggi. Proses ini sangat jarang terjadi di alam, terutama pada jaringan organik seperti otak manusia.

Penelitian ini menyoroti bagaimana kondisi ekstrem yang tercipta akibat letusan Vesuvius telah menyebabkan otak pria tersebut berubah menjadi kaca. Herculaneum, yang terletak di dekat Gunung Vesuvius, terkubur dalam lapisan abu dan aliran piroklastik yang sangat panas setelah letusan. Para peneliti menjelaskan bahwa suhu tinggi yang mencapai lebih dari 510 derajat Celcius langsung membunuh semua penduduk kota dan menciptakan kondisi yang memungkinkan vitrifikasi. Dalam proses ini, material organik yang terkena suhu ekstrem mendingin dengan sangat cepat, mencegah kristalisasi dan mengubahnya menjadi kaca.

Lebih lanjut, hasil pemindaian yang dilakukan pada material kaca yang ditemukan menunjukkan bahwa kaca tersebut mengandung jaringan kompleks neuron dan struktur saraf lainnya yang terpelihara dengan luar biasa baik. Hal ini menunjukkan bahwa proses vitrifikasi ini sangat efektif dalam mengawetkan jaringan otak meskipun terjadi dalam waktu singkat.

Pentingnya penemuan ini tidak hanya terletak pada aspek ilmiah semata, tetapi juga memberikan wawasan baru tentang cara alam dapat menciptakan kondisi yang sangat jarang, bahkan ekstrem, yang tidak dapat terjadi dalam kondisi normal. Vitrifikasi otak manusia akibat letusan Gunung Vesuvius ini membuka peluang baru bagi penelitian tentang proses pengawetan organ dan cara alam dapat mempengaruhi perubahan materi dalam waktu yang sangat singkat.

Kesimpulannya, letusan Gunung Vesuvius yang mengerikan itu bukan hanya merenggut ribuan nyawa, tetapi juga mengungkapkan fenomena langka yang mengubah organ manusia menjadi kaca. Penemuan ini memperkaya pemahaman kita tentang proses fisika yang terjadi dalam kondisi ekstrim dan memberi petunjuk tentang bagaimana alam dapat menciptakan keajaiban yang tak terbayangkan sebelumnya.

Apa Saja Makanan yang Bisa Menyebabkan Asam Urat? Ini 4 Daftarnya

Asam urat dapat timbul akibat konsumsi makanan yang mengandung purin dalam jumlah banyak. Menurut Cleveland Clinic, purin adalah senyawa kimia yang ditemukan dalam berbagai jenis makanan. Ketika tubuh mencerna purin dari makanan, itu akan menghasilkan asam urat. Semakin banyak makanan yang mengandung purin yang dikonsumsi, semakin tinggi pula kadar asam urat dalam tubuh.

Kadar asam urat yang tinggi dapat menyebabkan nyeri sendi yang luar biasa. Biasanya, seseorang akan merasakan sakit jika kadar asam urat dalam darah melebihi 6,8 miligram per desiliter (mg/dl). Mengetahui jenis makanan yang berisiko tinggi mengandung purin sangat penting untuk menghindari masalah asam urat, terutama untuk mencegah serangan nyeri pada sendi.

Beberapa makanan yang dikenal dapat meningkatkan kadar asam urat di dalam tubuh antara lain:

  1. Daging Merah dan Jeroan Daging merah, seperti daging sapi, rusa, dan bison, serta jeroan seperti hati, ginjal, dan lidah, memiliki kandungan purin yang cukup tinggi. Jenis daging yang lebih tinggi kadar purinnya meliputi daging sapi muda dan daging babi asap. Konsumsi daging merah dan jeroan secara berlebihan berisiko meningkatkan serangan asam urat.
  2. Makanan Laut Ikan yang hidup di air dingin, seperti tuna, sarden, kod, dan trout, mengandung purin lebih tinggi. Jenis makanan laut lainnya, seperti udang, tiram, lobster, dan kepiting, juga dapat berkontribusi pada peningkatan kadar asam urat dalam darah. Bagi mereka yang sudah memiliki riwayat atau berisiko asam urat, makanan ini sebaiknya dibatasi.
  3. Makanan Olahan dan Mengandung Gula Makanan yang kaya akan gula, terutama yang mengandung sirup jagung fruktosa tinggi, dapat memperburuk metabolisme purin tubuh. Makanan seperti roti, donat, kue, permen, cokelat, sereal, dan bahkan buah kalengan dengan pemanis tambahan, sebaiknya dihindari oleh penderita asam urat.
  4. Madu Walaupun madu sering dianggap sebagai pemanis alami yang lebih sehat, kandungan fruktosa di dalamnya dapat meningkatkan kadar gula darah dan pada akhirnya memengaruhi kadar asam urat. Saat tubuh memecah fruktosa, purin akan dilepaskan, yang bisa memperburuk kondisi asam urat.

Menghindari makanan-makanan ini dan menjaga pola makan yang sehat bisa sangat membantu dalam mencegah atau mengatasi asam urat. Selain itu, beberapa faktor lain seperti usia lanjut, obesitas, menopause, diabetes, dan jenis kelamin (pria) juga meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap asam urat. Sebagai pencegahan, disarankan untuk mengontrol asupan makanan yang mengandung purin dan menjaga gaya hidup sehat.

Kerja Sama Strategis: Kemenkes dan Qure.ai Optimalkan AI untuk Deteksi TB

Dalam upaya mempercepat deteksi dini Tuberkulosis (TB) di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan perusahaan teknologi Qure.ai. Kerja sama ini bertujuan untuk memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dalam menganalisis pencitraan sinar-X dada, yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi layanan kesehatan dan mempercepat proses diagnosis penyakit TB.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, penggunaan teknologi AI dalam sektor kesehatan membawa dampak yang sangat positif. “AI memberikan potensi besar untuk memproses data medis dengan lebih cepat dan akurat. Ini akan sangat menguntungkan baik bagi pasien maupun tenaga medis dalam mendeteksi penyakit lebih awal,” kata Menkes saat menyaksikan penandatanganan MoU di Jakarta.

Dengan adanya kerja sama ini, beberapa langkah strategis akan diterapkan. AI Qure.ai akan diterapkan untuk menganalisis gambar sinar-X dada guna mendeteksi TB dan penyakit lainnya di fasilitas kesehatan yang sudah ditunjuk oleh Kemenkes. Salah satu terobosan penting dalam proyek ini adalah sistem manajemen pasien terpusat yang akan memperkuat surveilans penyakit secara nasional, serta mendukung layanan teleradiologi, memungkinkan tenaga medis dari daerah terpencil untuk mengakses hasil skrining secara real-time.

Tak hanya itu, kerja sama ini juga akan mencakup pengembangan kapasitas tenaga kesehatan melalui pelatihan dan dukungan teknis. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan medis di seluruh Indonesia.

Sebagai langkah awal, proyek ini akan dimulai dengan pilot project di dua rumah sakit terkemuka, yaitu RS Fatmawati dan RS Pusat Otak Nasional (RSPON). Jika proyek percontohan ini berhasil, maka teknologi AI Qure.ai akan diperluas ke lebih banyak fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia.

Untuk mendukung kelancaran implementasi teknologi ini, dibutuhkan infrastruktur yang memadai, seperti koneksi internet yang stabil, cloud hosting, serta Picture Archiving Communication System (PACS) yang akan digunakan untuk mengintegrasikan dan mengelola data medis secara lebih efektif.

Selain mempermudah deteksi dini, teknologi berbasis AI ini juga akan meningkatkan efisiensi pelayanan radiologi, mengurangi ketergantungan pada penggunaan film sinar-X fisik, serta memungkinkan penyimpanan dan distribusi data medis secara lebih praktis dan terstruktur. Hal ini tentunya akan mempercepat layanan kepada pasien, sementara tenaga medis dapat lebih fokus pada perawatan dan pengobatan.

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengeksplorasi berbagai peluang pendanaan guna memastikan kelangsungan teknologi skrining berbasis AI ini, sebagai bagian dari program kesehatan nasional. Diharapkan kerja sama ini akan menjadi solusi jangka panjang dalam mempercepat eliminasi TB di Indonesia dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan di seluruh penjuru negeri.