Berbuka dengan Air Kelapa, Ini Khasiat yang Wajib Kamu Tahu!

Air kelapa menjadi salah satu minuman favorit yang banyak dicari saat berbuka puasa. Selain memberikan kesegaran alami, minuman ini juga dikenal mampu mengembalikan cairan tubuh yang hilang setelah seharian berpuasa. Kandungan elektrolit di dalamnya membuat air kelapa menjadi pilihan yang baik untuk membantu mencegah dehidrasi.

Mengatasi Dehidrasi Setelah Berpuasa

Berpuasa selama kurang lebih 14 jam dapat menyebabkan tubuh kehilangan cairan, terutama jika aktivitas yang dilakukan cukup padat. Kekurangan cairan bisa menyebabkan tubuh terasa lemas, mudah lelah, bahkan dalam kondisi tertentu bisa menyebabkan pingsan akibat dehidrasi.

Salah satu cara untuk mengembalikan cairan tubuh dengan cepat adalah mengonsumsi air kelapa saat berbuka. Kandungan elektrolit alami dalam air kelapa, seperti kalium dan magnesium, dapat membantu menyeimbangkan kembali cairan tubuh yang hilang.

Selain elektrolit, air kelapa juga mengandung berbagai nutrisi penting, seperti:

  • Protein: 0,5 gram
  • Karbohidrat: 10,2 gram
  • Kalsium: 4% dari kebutuhan harian
  • Magnesium: 4% dari kebutuhan harian
  • Fosfor: 2% dari kebutuhan harian
  • Kalium (Potasium): 15% dari kebutuhan harian

Dengan kandungan tersebut, air kelapa tidak hanya menyegarkan, tetapi juga membantu tubuh tetap bertenaga setelah berpuasa.

Kondisi Tertentu yang Harus Berhati-hati

Meskipun memiliki banyak manfaat, tidak semua orang disarankan untuk mengonsumsi air kelapa dalam jumlah berlebihan, terutama bagi mereka yang mengalami masalah pada fungsi ginjal.

Jika ginjal tidak dapat bekerja secara optimal, tubuh akan kesulitan mengeluarkan kelebihan kalium. Akumulasi kalium dalam darah atau yang dikenal dengan hiperkalemia dapat memicu gangguan irama jantung (aritmia), yang berisiko menyebabkan masalah serius.

Oleh karena itu, bagi individu dengan penurunan fungsi ginjal, mengonsumsi air kelapa sebaiknya dilakukan dengan pengawasan medis agar tidak menimbulkan risiko kesehatan.

Kesimpulan

Air kelapa merupakan pilihan yang baik untuk berbuka puasa karena dapat menghidrasi tubuh dan menggantikan elektrolit yang hilang selama berpuasa. Namun, bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, terutama gangguan ginjal, konsumsi air kelapa harus dibatasi untuk mencegah efek samping yang berbahaya.

Dengan mengonsumsi air kelapa secara bijak, manfaat kesehatannya bisa dirasakan secara maksimal tanpa menimbulkan risiko bagi tubuh.

Dilarikan ke RS Karena GERD, Wendy Cagur Ungkap Gejala yang Mesti Diwaspadai

Komedian sekaligus presenter, Wendy Cagur, kembali dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami nyeri hebat di bagian dada. Setelah menjalani pemeriksaan medis, dokter memastikan bahwa Wendy mengalami Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), atau yang lebih dikenal dengan asam lambung naik.

Sebelumnya, Wendy sempat menjalani pemeriksaan medis karena keluhan serupa yang diduga berkaitan dengan kondisi jantungnya. Namun, hasil diagnosis menunjukkan bahwa gejala tersebut disebabkan oleh GERD, bukan masalah jantung.

Kabar mengenai kondisi Wendy ini disampaikan langsung oleh sang istri, Revti Ayu Natasya, melalui unggahan di Instagram. Ia menceritakan bahwa Wendy kembali mengalami nyeri dada usai menjalani siaran langsung program sahur.

“Tadi subuh setelah live sahur, suami tiba-tiba telepon dan bilang dadanya sakit lagi, bahkan lebih parah dibandingkan Jumat kemarin. Langsung dibawa ke rumah sakit terdekat dari tempat kerjanya, dan ternyata karena GERD,” ungkap Revti.

GERD dan Gejala yang Harus Diwaspadai

Terkait kondisi yang dialami Wendy, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, menjelaskan bahwa GERD memiliki beberapa gejala yang perlu diwaspadai.

“Saat puasa, gejala asam lambung naik biasanya ditandai dengan perut terasa panas, dada seperti terbakar, mulut terasa pahit, nyeri di ulu hati, serta perut kembung,” jelas Prof. Ari.

Ia juga menambahkan bahwa keluhan asam lambung naik lebih sering terjadi di minggu-minggu awal bulan puasa. Orang yang memiliki riwayat penyakit maag atau gangguan pencernaan lainnya cenderung lebih rentan mengalami kondisi ini.

GERD sendiri merupakan kondisi di mana asam lambung berulang kali naik ke kerongkongan akibat melemahnya katup esofagus. Hal ini dapat menyebabkan iritasi, peradangan, hingga rasa tidak nyaman yang berkepanjangan jika tidak ditangani dengan baik.

Faktor Risiko yang Memicu GERD

Beberapa kebiasaan dan kondisi tertentu dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami GERD, antara lain:

  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Makan dalam porsi besar
  • Makan dengan terburu-buru
  • Makan terlalu larut malam
  • Konsumsi makanan tinggi lemak atau gorengan
  • Kehamilan
  • Kebiasaan merokok
  • Konsumsi alkohol dan kopi secara berlebihan
  • Efek samping dari obat-obatan tertentu

Untuk mencegah GERD kambuh, penting untuk menjaga pola makan yang sehat, menghindari makanan pemicu, serta tidak langsung berbaring setelah makan. Selain itu, bagi penderita GERD, menjalani pola makan yang lebih teratur saat puasa juga menjadi tantangan tersendiri.

Saat ini, Wendy Cagur masih menjalani perawatan dan pemantauan lebih lanjut dari tim medis. Semoga kondisinya segera membaik dan ia dapat kembali beraktivitas seperti biasa.

Mengkhawatirkan! 70% Kasus Kanker Payudara Tertunda Deteksi di Stadium Lanjut

Kanker payudara di Indonesia masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius, dengan data menunjukkan bahwa tujuh dari sepuluh kasus terdeteksi pada tahap lanjut. Menurut laporan dari Global Cancer Observatory (2022), Indonesia mencatat lebih dari 400.000 kasus kanker baru setiap tahunnya, dan banyak perempuan baru mendapatkan diagnosis kanker payudara ketika pengobatan sudah semakin terbatas. Padahal, deteksi dini dapat meningkatkan peluang kelangsungan hidup hingga 98%, namun masih banyak perempuan yang ragu atau enggan melakukan pemeriksaan.

Berdasarkan penelitian, ada beberapa alasan yang menyebabkan ketidaktertarikan untuk melakukan pemeriksaan, mulai dari kurangnya kesadaran, stigma sosial, hingga ketakutan terhadap prosedur medis itu sendiri. Bahkan, di banyak komunitas, pemeriksaan payudara sering dianggap tabu dan tidak nyaman. Beberapa perempuan merasa malu atau khawatir menjadi beban bagi keluarga mereka jika didiagnosis dengan penyakit serius.

Menanggapi tantangan besar ini, Fujifilm Indonesia bekerja sama dengan MedicElle Clinic meluncurkan inisiatif penting, yaitu program “Cancer-Free Towards a Healthy Family.” Program ini menyediakan layanan mammografi 3D gratis bagi 100 perempuan sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kesadaran dan deteksi dini kanker payudara. Pemeriksaan ini dilakukan antara 1 hingga 15 November 2025, dan hasilnya diumumkan pada 23 November bersamaan dengan sesi edukasi kesehatan.

Teknologi Canggih Membuat Proses Pemeriksaan Lebih Nyaman

Salah satu kekhawatiran utama perempuan mengenai mammografi adalah rasa sakit dan ketidaknyamanan selama pemeriksaan. Namun, kemajuan teknologi dalam bidang medis kini memungkinkan pengalaman pemeriksaan menjadi jauh lebih nyaman. Mammografi digital berbasis kecerdasan buatan (AI) dari Fujifilm Indonesia tidak hanya mengurangi rasa tidak nyaman, tetapi juga mempercepat proses deteksi dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi dan paparan radiasi yang lebih rendah.

“Kami percaya bahwa pelayanan kesehatan adalah hak dasar bagi setiap orang,” ujar Masato Yamamoto, Presiden Direktur PT Fujifilm Indonesia. “Kami hadir bukan hanya dengan teknologi, tetapi juga sebagai mitra untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya deteksi dini kanker payudara. Kami ingin mengubah kenyataan bahwa 70% kasus baru masih terdeteksi terlambat, dan untuk itu, kami bekerja keras agar pemeriksaan lebih mudah diakses dan tidak menakutkan.”

Kesempatan Berharga untuk Perempuan Indonesia

Ratna Setyarahajoe, salah satu peserta program ini, berbagi pengalamannya setelah menjalani pemeriksaan mammografi. Memiliki riwayat kanker dalam keluarga, Ratna merasa penting untuk melakukan pemeriksaan rutin sebagai langkah pencegahan.

“Saya sering mendiskusikan kanker payudara dengan keluarga. Ini bukan hanya tentang diri saya, tapi untuk memastikan tubuh saya tetap sehat,” kata Ratna. “Pemeriksaan kali ini sangat berbeda. Tidak ada rasa sakit, tidak perlu mengubah posisi saya, dan teknologi yang digunakan sangat memudahkan.”

Ratna juga menekankan pentingnya menyebarkan informasi mengenai pemeriksaan payudara rutin kepada teman-temannya di kantor. “Banyak perempuan yang masih belum sadar akan pentingnya pemeriksaan ini. Saya berharap mereka bisa merasa lebih nyaman dan terbuka untuk melakukannya,” tambahnya.

Fujifilm Indonesia Terus Berinovasi untuk Menjangkau Lebih Banyak Perempuan

Fujifilm Indonesia berkomitmen untuk terus memperluas inisiatif deteksi dini kanker payudara ini dengan bekerja sama dengan berbagai institusi kesehatan terkemuka di Indonesia, termasuk Mandaya Puri Hospital dan Universitas Udayana. Kolaborasi ini bertujuan untuk menjangkau lebih banyak perempuan di seluruh Indonesia dan memastikan mereka mendapatkan akses ke pemeriksaan yang dapat menyelamatkan nyawa.

Handra Effendi, Direktur PT Fujifilm Indonesia, menekankan bahwa misi ini hanya bisa sukses melalui kerjasama antara berbagai pemangku kepentingan. “Kolaborasi dengan berbagai institusi dan organisasi kesehatan merupakan langkah penting untuk memastikan lebih banyak perempuan mendapatkan akses ke deteksi dini kanker payudara,” ujar Handra.

Kesadaran dan Aksi Kolektif untuk Perempuan yang Sehat

Deteksi dini kanker payudara bukan hanya soal melawan penyakit, tetapi juga soal memberikan kesempatan bagi lebih banyak perempuan untuk hidup sehat dan berkualitas. Program ini memberikan harapan bahwa tidak ada perempuan yang harus menunggu terlalu lama, merasa takut, atau menghadapi perjuangan melawan kanker sendirian. Dengan upaya bersama ini, perempuan Indonesia semakin diberdayakan untuk menjaga kesehatan mereka dan hidup lebih baik.

Melalui program seperti ini, Fujifilm Indonesia berharap dapat mengubah stigma yang ada dan mendorong perempuan untuk lebih sadar akan pentingnya pemeriksaan kesehatan. Mengambil langkah kecil sekarang dapat menyelamatkan nyawa di masa depan.

Minum Kopi Saat Puasa? Ikuti Saran Dokter agar Lambung Aman

Bagi banyak orang, kopi sudah menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari, baik sebagai penyemangat di pagi hari maupun teman bekerja di siang hari. Namun, selama bulan Ramadan, pola konsumsi kopi tentu perlu disesuaikan. Lantas, kapan waktu yang paling tepat untuk menikmati kopi saat berpuasa?

Aturan Minum Kopi Selama Puasa Menurut Ahli

Mengonsumsi kopi saat puasa memang boleh dilakukan, tetapi harus dengan cara yang tepat agar tidak berdampak negatif pada kesehatan. Spesialis penyakit dalam, dr. Aru Ariadno, SpPD-KGEH, menyarankan agar kopi dikonsumsi setelah berbuka puasa, dengan catatan perut sudah terisi makanan.

“Boleh saja minum kopi setelah berbuka, tetapi harus hati-hati bagi penderita gastritis atau asam lambung. Kandungan kafein dalam kopi bisa memicu gangguan pada lambung bagi mereka yang memiliki kondisi tersebut,” jelas dr. Aru saat diwawancarai pada Senin (17/2/2025).

Bagi mereka yang tidak memiliki masalah lambung, kopi bisa dinikmati setelah berbuka, tetapi tetap dalam batas wajar.

Bolehkah Minum Kopi Saat Sahur?

Sementara itu, spesialis urologi, dr. Nur Rasyid, SpU, menjelaskan bahwa minum kopi saat sahur juga diperbolehkan, asalkan tidak dalam keadaan perut kosong.

“Kalau ingin minum kopi saat sahur, pastikan perut sudah terisi makanan terlebih dahulu. Kopi tidak akan menyebabkan dehidrasi jika dikonsumsi dengan pola yang tepat,” ujar dr. Nur saat ditemui di Jakarta Selatan, Rabu (26/2).

Selain itu, mengonsumsi kopi menjelang waktu tidur sebaiknya dihindari. Kandungan kafein dapat mengganggu pola tidur dan membuat tubuh sulit beristirahat dengan optimal.

Siapa yang Harus Menghindari Kopi Saat Puasa?

Meski kopi memiliki banyak manfaat, ada beberapa kondisi yang mengharuskan seseorang membatasi atau bahkan menghindari konsumsi kopi saat berpuasa, di antaranya:

  • Penderita gastritis atau GERD, karena kafein dapat meningkatkan produksi asam lambung.
  • Orang dengan hipertensi, terutama jika konsumsi kopi tidak dikontrol.
  • Mereka yang mengalami gangguan tidur, karena efek stimulan kafein bisa bertahan selama beberapa jam setelah dikonsumsi.

Kesimpulan

Minum kopi saat puasa boleh dilakukan, baik saat sahur maupun setelah berbuka, asalkan perut sudah terisi terlebih dahulu. Hindari konsumsi kopi menjelang tidur dan perhatikan kondisi tubuh agar tetap bugar selama menjalankan ibadah puasa. Jika memiliki masalah kesehatan tertentu seperti asam lambung atau tekanan darah tinggi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menikmati kopi selama Ramadan.

Apa Saja Makanan yang Bisa Menyebabkan Asam Urat? Ini 4 Daftarnya

Asam urat dapat timbul akibat konsumsi makanan yang mengandung purin dalam jumlah banyak. Menurut Cleveland Clinic, purin adalah senyawa kimia yang ditemukan dalam berbagai jenis makanan. Ketika tubuh mencerna purin dari makanan, itu akan menghasilkan asam urat. Semakin banyak makanan yang mengandung purin yang dikonsumsi, semakin tinggi pula kadar asam urat dalam tubuh.

Kadar asam urat yang tinggi dapat menyebabkan nyeri sendi yang luar biasa. Biasanya, seseorang akan merasakan sakit jika kadar asam urat dalam darah melebihi 6,8 miligram per desiliter (mg/dl). Mengetahui jenis makanan yang berisiko tinggi mengandung purin sangat penting untuk menghindari masalah asam urat, terutama untuk mencegah serangan nyeri pada sendi.

Beberapa makanan yang dikenal dapat meningkatkan kadar asam urat di dalam tubuh antara lain:

  1. Daging Merah dan Jeroan Daging merah, seperti daging sapi, rusa, dan bison, serta jeroan seperti hati, ginjal, dan lidah, memiliki kandungan purin yang cukup tinggi. Jenis daging yang lebih tinggi kadar purinnya meliputi daging sapi muda dan daging babi asap. Konsumsi daging merah dan jeroan secara berlebihan berisiko meningkatkan serangan asam urat.
  2. Makanan Laut Ikan yang hidup di air dingin, seperti tuna, sarden, kod, dan trout, mengandung purin lebih tinggi. Jenis makanan laut lainnya, seperti udang, tiram, lobster, dan kepiting, juga dapat berkontribusi pada peningkatan kadar asam urat dalam darah. Bagi mereka yang sudah memiliki riwayat atau berisiko asam urat, makanan ini sebaiknya dibatasi.
  3. Makanan Olahan dan Mengandung Gula Makanan yang kaya akan gula, terutama yang mengandung sirup jagung fruktosa tinggi, dapat memperburuk metabolisme purin tubuh. Makanan seperti roti, donat, kue, permen, cokelat, sereal, dan bahkan buah kalengan dengan pemanis tambahan, sebaiknya dihindari oleh penderita asam urat.
  4. Madu Walaupun madu sering dianggap sebagai pemanis alami yang lebih sehat, kandungan fruktosa di dalamnya dapat meningkatkan kadar gula darah dan pada akhirnya memengaruhi kadar asam urat. Saat tubuh memecah fruktosa, purin akan dilepaskan, yang bisa memperburuk kondisi asam urat.

Menghindari makanan-makanan ini dan menjaga pola makan yang sehat bisa sangat membantu dalam mencegah atau mengatasi asam urat. Selain itu, beberapa faktor lain seperti usia lanjut, obesitas, menopause, diabetes, dan jenis kelamin (pria) juga meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap asam urat. Sebagai pencegahan, disarankan untuk mengontrol asupan makanan yang mengandung purin dan menjaga gaya hidup sehat.

Kerja Sama Strategis: Kemenkes dan Qure.ai Optimalkan AI untuk Deteksi TB

Dalam upaya mempercepat deteksi dini Tuberkulosis (TB) di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan perusahaan teknologi Qure.ai. Kerja sama ini bertujuan untuk memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dalam menganalisis pencitraan sinar-X dada, yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi layanan kesehatan dan mempercepat proses diagnosis penyakit TB.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, penggunaan teknologi AI dalam sektor kesehatan membawa dampak yang sangat positif. “AI memberikan potensi besar untuk memproses data medis dengan lebih cepat dan akurat. Ini akan sangat menguntungkan baik bagi pasien maupun tenaga medis dalam mendeteksi penyakit lebih awal,” kata Menkes saat menyaksikan penandatanganan MoU di Jakarta.

Dengan adanya kerja sama ini, beberapa langkah strategis akan diterapkan. AI Qure.ai akan diterapkan untuk menganalisis gambar sinar-X dada guna mendeteksi TB dan penyakit lainnya di fasilitas kesehatan yang sudah ditunjuk oleh Kemenkes. Salah satu terobosan penting dalam proyek ini adalah sistem manajemen pasien terpusat yang akan memperkuat surveilans penyakit secara nasional, serta mendukung layanan teleradiologi, memungkinkan tenaga medis dari daerah terpencil untuk mengakses hasil skrining secara real-time.

Tak hanya itu, kerja sama ini juga akan mencakup pengembangan kapasitas tenaga kesehatan melalui pelatihan dan dukungan teknis. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan medis di seluruh Indonesia.

Sebagai langkah awal, proyek ini akan dimulai dengan pilot project di dua rumah sakit terkemuka, yaitu RS Fatmawati dan RS Pusat Otak Nasional (RSPON). Jika proyek percontohan ini berhasil, maka teknologi AI Qure.ai akan diperluas ke lebih banyak fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia.

Untuk mendukung kelancaran implementasi teknologi ini, dibutuhkan infrastruktur yang memadai, seperti koneksi internet yang stabil, cloud hosting, serta Picture Archiving Communication System (PACS) yang akan digunakan untuk mengintegrasikan dan mengelola data medis secara lebih efektif.

Selain mempermudah deteksi dini, teknologi berbasis AI ini juga akan meningkatkan efisiensi pelayanan radiologi, mengurangi ketergantungan pada penggunaan film sinar-X fisik, serta memungkinkan penyimpanan dan distribusi data medis secara lebih praktis dan terstruktur. Hal ini tentunya akan mempercepat layanan kepada pasien, sementara tenaga medis dapat lebih fokus pada perawatan dan pengobatan.

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengeksplorasi berbagai peluang pendanaan guna memastikan kelangsungan teknologi skrining berbasis AI ini, sebagai bagian dari program kesehatan nasional. Diharapkan kerja sama ini akan menjadi solusi jangka panjang dalam mempercepat eliminasi TB di Indonesia dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan di seluruh penjuru negeri.

Jangan Abaikan Kesehatan Jantung, Cek Rutin untuk Olahraga Aman

Beberapa waktu lalu, kabar duka datang dari dunia sepak bola Indonesia. Legenda Persebaya, Bejo Sugiantoro (47), dikabarkan meninggal dunia usai mengalami kolaps saat bermain sepak bola. Hasil pemeriksaan medis menyebutkan bahwa penyebab kematian Bejo diduga akibat serangan jantung. Tragedi ini menjadi perhatian, mengingat usia yang relatif masih muda dan sehat bagi seorang atlet.

Dr. Vito Damay, SpJP(K), FIHA, FICA, seorang spesialis jantung, memberikan sejumlah tips penting untuk menjaga kesehatan jantung, khususnya bagi mereka yang gemar berolahraga. Dalam wawancaranya, dr. Vito menyarankan agar seseorang melakukan pemeriksaan jantung secara rutin, terutama bagi mereka yang berusia di atas 30 tahun atau memiliki riwayat masalah jantung dalam keluarga. Pemeriksaan ini bisa meliputi tes elektrokardiogram (EKG), treadmill, atau ekokardiografi yang bermanfaat untuk mengetahui kondisi jantung secara lebih detail.

“Memastikan kesehatan jantung dengan pemeriksaan rutin adalah langkah pertama yang sangat penting. Terutama bagi mereka yang sudah memasuki usia 30 tahun dan memiliki faktor risiko jantung seperti hipertensi, kolesterol tinggi, atau riwayat penyakit jantung dalam keluarga,” jelas dr. Vito.

Selain itu, dr. Vito menekankan pentingnya pemanasan dan pendinginan yang memadai sebelum dan sesudah olahraga. Hal ini bertujuan untuk menghindari perubahan tekanan darah yang drastis yang bisa membebani jantung. Menurutnya, sangat penting untuk menyesuaikan intensitas olahraga dengan kemampuan tubuh dan usia. Olahraga yang berlebihan atau tidak disesuaikan dengan kondisi fisik bisa berisiko menyebabkan masalah kesehatan jantung.

“Sangat penting untuk mendengarkan tubuh. Jika merasa ada yang tidak beres atau tidak nyaman, lebih baik segera mengurangi intensitas olahraga atau menghentikan aktivitas fisik,” tambahnya.

Faktor lain yang perlu diperhatikan saat berolahraga adalah hidrasi tubuh dan keseimbangan elektrolit. Berolahraga di cuaca panas, misalnya, bisa menyebabkan dehidrasi yang berdampak buruk bagi jantung. Dr. Vito menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan cairan tubuh dengan mengonsumsi air yang cukup dan mengganti elektrolit yang hilang, terutama setelah aktivitas fisik yang intens.

Terakhir, dr. Vito mengingatkan agar setiap individu lebih peka terhadap kondisi tubuh saat berolahraga. Jika muncul gejala seperti nyeri dada, sesak napas, pusing, atau kelelahan yang berlebihan, sebaiknya segera berhenti dan mencari pertolongan medis. Mendengarkan tanda-tanda tubuh adalah langkah preventif yang sangat penting untuk mencegah hal-hal yang lebih buruk terjadi.

“Jangan anggap sepele gejala-gejala seperti nyeri dada atau pusing saat berolahraga. Jika merasa tidak nyaman, segera hentikan aktivitas fisik dan cari bantuan medis,” tegas dr. Vito.

Melalui langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita bisa terus menjaga kesehatan jantung dan menikmati aktivitas olahraga tanpa khawatir akan risiko kesehatan yang membahayakan. Jantung yang sehat adalah kunci utama untuk kualitas hidup yang baik.

5 Alasan Mengapa Cuka Apel Penting untuk Kesehatan Anda

Cuka sari apel merupakan salah satu bahan alami yang telah lama dikenal dalam dunia pengobatan dan kuliner. Dihasilkan melalui proses fermentasi, cuka apel menyimpan beragam manfaat yang sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari, mulai dari tambahan untuk masakan hingga dukungan bagi kesehatan tubuh. Cuka apel mengandung komponen-komponen penting seperti asam asetat, enzim, dan probiotik yang memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas hidup.

Sebagai bahan alami yang telah digunakan selama berabad-abad, cuka apel tak hanya bermanfaat untuk keperluan masakan, tetapi juga memiliki manfaat luar biasa dalam menjaga kesehatan. Dari berbagai penelitian yang diungkap oleh sumber-sumber medis terpercaya, seperti Healthline dan WebMD, cuka apel terbukti memiliki banyak khasiat, namun tetap diperlukan perhatian dalam mengonsumsinya. Konsumsi cuka apel yang berlebihan dapat berisiko menimbulkan efek samping seperti gangguan pencernaan, iritasi kulit, hingga masalah pada gigi.

Berikut ini adalah beberapa manfaat cuka apel yang dapat memberikan kontribusi positif bagi kesehatan Anda:

  1. Membantu Menurunkan Kolesterol Salah satu manfaat utama dari cuka apel adalah kemampuannya dalam membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh. Sebuah studi mengungkapkan bahwa cuka apel dapat menurunkan kadar kolesterol total dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Selain itu, cuka apel juga diketahui dapat mengurangi trigliserida, yang merupakan jenis lemak dalam darah yang bisa berisiko bagi kesehatan jantung.
  2. Menurunkan Kadar Gula Darah Cuka apel memiliki peran penting dalam membantu mengontrol kadar gula darah, khususnya bagi penderita diabetes tipe 2. Penyakit ini terjadi ketika tubuh mengalami resistensi insulin atau ketidakmampuan dalam memproduksi insulin dengan baik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa cuka apel dapat memberikan efek positif terhadap stres oksidatif dan indeks glikemik, yang berhubungan langsung dengan pengelolaan kadar gula darah. Bahkan, tinjauan uji klinis tahun 2021 menunjukkan manfaat cuka apel dalam menjaga keseimbangan glikemik pada orang dewasa.
  3. Membantu Menurunkan Berat Badan Bagi Anda yang sedang menjalani program penurunan berat badan, cuka apel bisa menjadi tambahan yang berguna. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi satu hingga dua sendok makan cuka sari apel sehari dapat membantu individu yang menjalani diet rendah kalori untuk menurunkan beberapa kilogram berat badan. Meski penelitian ini masih dalam skala kecil dan jangka pendek, asam asetat yang terkandung dalam cuka apel diketahui dapat membantu meningkatkan metabolisme, meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme ini dengan lebih baik.
  4. Meningkatkan Kesehatan Jantung Cuka apel juga memiliki potensi besar untuk mendukung kesehatan jantung. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa cuka apel dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dan trigliserida, dua faktor yang berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Selain itu, cuka apel dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL), yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari penyakit jantung.
  5. Menjaga Kesehatan Kulit Selain dikonsumsi, cuka apel juga sering digunakan sebagai bahan alami untuk merawat kulit. Cuka apel dikenal dapat membantu mengatasi masalah kulit seperti eksim dan kulit kering. Kulit manusia secara alami memiliki tingkat keasaman tertentu, namun kadar asam ini bisa menurun pada penderita eksim. Penggunaan cuka apel yang diencerkan secara topikal dapat membantu menyeimbangkan pH kulit dan memperbaiki lapisan pelindung alami kulit. Namun, perlu diperhatikan bahwa cuka apel juga dapat menyebabkan iritasi pada sebagian orang, sehingga pemakaiannya harus dilakukan dengan hati-hati.

Dengan berbagai manfaat yang dimilikinya, cuka apel bisa menjadi tambahan yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Namun, penting untuk mengonsumsinya dengan bijak dan memperhatikan dosis yang tepat agar manfaatnya dapat diperoleh tanpa menimbulkan efek samping. Sebelum memutuskan untuk rutin mengonsumsi cuka apel, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau profesional medis guna mendapatkan informasi lebih lanjut yang sesuai dengan kondisi tubuh Anda.

Menkes Budi Pastikan RSUD Akhmad Berahim Kalimantan Utara Naik ke Strata Utama

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menegaskan komitmennya untuk menjadikan RSUD Akhmad Berahim yang berada di Kabupaten Tana Tidung sebagai rumah sakit bertaraf Strata Utama. Rumah sakit ini akan melayani berbagai kebutuhan medis, termasuk penanganan kanker, penyakit jantung, stroke, uronefrologi, kesehatan ibu dan anak (KIA), serta tuberkulosis (TB).

Rencana besar ini menjadi bagian dari Program Hasil Cepat Terbaik (PHTC) atau Quick Wins yang digagas oleh Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Salah satu langkah yang diambil adalah meningkatkan kelas rumah sakit, khususnya dari kelas D atau D Pratama ke kelas C, dengan rencana pembangunan di 32 lokasi terpilih yang akan dimulai pada tahun 2025.

Dalam rangka merealisasikan peningkatan ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memimpin langsung proses groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan RSUD Akhmad Berahim. “Hari ini saya berada di RSUD Akhmad Berahim, yang letaknya cukup terpencil. Jika menggunakan speedboat dari Tarakan, perjalanan ke sini memakan waktu sekitar tiga jam. Bayangkan jika ada pasien dengan kondisi darurat seperti stroke atau serangan jantung, mereka harus ditempuh selama itu untuk mencapai Tarakan,” ujar Menkes Budi pada acara tersebut, Jumat (21/2).

Menteri Budi mengungkapkan bahwa setelah pembangunan selesai, RSUD Akhmad Berahim diharapkan dapat memberikan layanan rujukan yang lebih baik bagi masyarakat di Kalimantan Utara dan Kabupaten Tana Tidung. Selain itu, rumah sakit ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan bagi puskesmas serta rumah sakit di wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

Untuk mendukung layanan yang lebih baik, Menkes Budi meminta agar RSUD Akhmad Berahim mengadopsi teknologi kesehatan digital serta aktif dalam penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan penelitian medis. Hal ini bertujuan untuk terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga medis dalam memberikan pelayanan yang lebih berkualitas kepada masyarakat.

Tak hanya itu, Menkes juga mengingatkan bahwa pemerintah daerah memiliki peran penting dalam mendukung pemenuhan sumber daya manusia kesehatan yang dibutuhkan oleh rumah sakit ini. “Harapannya, dengan pembangunan rumah sakit ini, masyarakat bisa lebih cepat mendapatkan layanan medis, khususnya untuk penyakit kritis seperti stroke, jantung, kanker, dan gangguan ginjal, tanpa harus menempuh perjalanan jauh,” tambah Budi.

Pembangunan RSUD Akhmad Berahim ini merupakan bagian dari program nasional yang bertujuan untuk membangun 66 rumah sakit di daerah-daerah tertinggal selama dua tahun ke depan. Presiden Joko Widodo dan Menteri Budi berharap bahwa dengan adanya rumah sakit ini, pelayanan kesehatan di wilayah Kalimantan Utara akan semakin terjamin.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai pembangunan rumah sakit dan layanan kesehatan, masyarakat dapat menghubungi Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan RI melalui hotline 1500-567, SMS ke 081281562620, atau email ke kontak@kemkes.go.id.

Pemerintah Luncurkan Rencana Aksi Nasional Kanker Anak 2025-2029: Komitmen Tingkatkan Layanan dan Akses Pengobatan

Dalam rangka memperingati Hari Kanker Anak Sedunia yang jatuh pada 15 Februari 2025, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi meluncurkan Rencana Aksi Nasional Kanker Anak 2025-2029. Program ini menjadi bagian dari Rencana Kanker Nasional 2024-2034, yang bertujuan untuk memperkuat upaya pengendalian kanker anak di Indonesia. Peluncuran ini dilakukan pada Kamis (20/2/2024) sebagai langkah nyata pemerintah dalam meningkatkan akses layanan kesehatan bagi anak-anak penderita kanker.

Kanker masih menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di Indonesia, menempati posisi ketiga sebagai penyakit tidak menular (PTM) dengan dampak yang luas. Berdasarkan laporan Globocan 2022, tercatat lebih dari 408.661 kasus baru dengan angka kematian mencapai 242.099 jiwa akibat kanker di Indonesia.

Di antara jumlah tersebut, kanker pada anak menjadi perhatian khusus. Pada 2020, terdapat sekitar 11.156 kasus baru kanker pada anak usia 0-19 tahun, dengan leukemia sebagai jenis kanker paling umum (34,8%) atau sekitar 3.880 kasus. Selain itu, kanker getah bening (limfoma) dan kanker otak juga menempati peringkat tinggi dalam daftar penyakit kanker yang menyerang anak-anak.

Meningkatkan Layanan dan Akses Pengobatan Kanker Anak

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa peningkatan layanan kanker anak harus dilakukan secara komprehensif dengan pendekatan kolaboratif dan berkelanjutan. Ini mencakup peran tenaga medis, komunitas, serta dukungan finansial yang lebih luas untuk memastikan pasien mendapatkan akses pengobatan yang lebih baik.

Sebagai pusat kanker nasional, RS Kanker Dharmais diharapkan menjadi percontohan dalam pengembangan layanan inovatif bagi pasien kanker anak. Selain meningkatkan kapasitas rumah sakit, pemerintah juga menargetkan desentralisasi layanan kanker anak agar pasien tidak harus bepergian jauh untuk mendapatkan perawatan yang optimal.

“Kita tidak bisa hanya mengandalkan satu rumah sakit saja. Kita harus memperkuat layanan kanker anak di 34 provinsi, sehingga pasien bisa mendapatkan pengobatan lebih dekat dengan tempat tinggal mereka,” ujar Menkes Budi.

Selain itu, pemerintah juga mendorong subsidi silang dalam pembiayaan layanan kanker. Menkes menjelaskan bahwa kombinasi pasien BPJS dan non-BPJS diperlukan untuk menjaga keberlanjutan layanan di rumah sakit. Keberadaan pasien non-BPJS bukan bertujuan untuk mencari keuntungan, tetapi untuk membantu menutupi biaya pengobatan pasien yang kurang mampu.

“Kami ingin RS Kanker Dharmais dapat melayani lebih banyak pasien dari berbagai latar belakang ekonomi. Dengan adanya pasien non-BPJS, dana yang diperoleh bisa membantu membiayai pengobatan anak-anak penderita kanker yang membutuhkan,” tambahnya.

Peran Komunitas dan Keluarga dalam Perawatan Kanker Anak

Menkes Budi juga menyoroti pentingnya peran komunitas dan keluarga dalam mendukung anak-anak yang berjuang melawan kanker. Ia menekankan bahwa pengobatan kanker bukan hanya soal perawatan medis, tetapi juga membutuhkan dukungan psikososial yang kuat.

“Pasien kanker anak memerlukan dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Ruang bagi keluarga dan komunitas harus lebih diperbanyak agar mereka dapat berbagi pengalaman dan memberikan dukungan moral,” ungkapnya.

Sebagai bentuk implementasi dari hal ini, Kementerian Kesehatan berencana menyediakan fasilitas yang lebih ramah komunitas di rumah sakit, termasuk ruang interaksi bagi keluarga pasien serta komunitas pendukung.

Teknologi Deteksi Dini untuk Meningkatkan Kesembuhan

Deteksi dini menjadi salah satu fokus utama dalam Rencana Aksi Nasional Kanker Anak 2025-2029. Dengan kemajuan teknologi medis, kini kanker dapat dideteksi lebih awal melalui pemeriksaan genetik, analisis ekspresi RNA, serta sirkulasi DNA tumor.

Menkes mencontohkan beberapa negara seperti Thailand dan Vietnam yang telah lebih dahulu menerapkan teknologi ini dalam program kesehatan mereka. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa RS Kanker Dharmais harus menjadi pionir dalam pemanfaatan teknologi modern guna memberikan diagnosis yang lebih cepat dan akurat bagi pasien kanker anak.

“Semakin dini kanker didiagnosis, semakin besar peluang kesembuhannya. Dengan teknologi yang semakin berkembang, kita harus memanfaatkannya untuk menyelamatkan lebih banyak anak,” ujarnya.

RS Kanker Dharmais: Pusat Layanan dan Rujukan Nasional

Direktur Utama RS Kanker Dharmais, dr. Soeko, mengungkapkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan kanker anak melalui penguatan fasilitas serta kolaborasi lintas sektor.

“Pembangunan fasilitas baru di RS Kanker Dharmais merupakan langkah besar bagi peningkatan layanan bagi pasien kanker anak. Setelah melalui berbagai tantangan selama dua tahun, akhirnya gedung baru ini siap digunakan,” ujarnya.

Keberadaan fasilitas baru ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan pasien serta menarik lebih banyak pasien dari luar negeri untuk menjalani pengobatan di Indonesia. Selain itu, RS Kanker Dharmais juga semakin mempererat kerja sama dengan berbagai rumah sakit daerah, seperti RS Mamusada Bali, guna memperluas akses layanan kanker di berbagai wilayah.

“Kami menyambut baik kerja sama dengan berbagai rumah sakit di seluruh Indonesia. Dengan semakin banyaknya rumah sakit yang bisa menangani kanker anak, kita bisa memastikan lebih banyak anak Indonesia mendapatkan perawatan lebih baik dan lebih dekat dengan tempat tinggal mereka,” tambahnya.

Menuju Masa Depan yang Lebih Baik untuk Anak Penderita Kanker

Sebagai pusat kanker nasional, RS Kanker Dharmais tidak hanya berfokus pada layanan pengobatan, tetapi juga pada pengembangan penelitian dan inovasi dalam bidang onkologi anak. Salah satu langkah yang tengah dikembangkan adalah layanan pemeriksaan genomik, yang memungkinkan deteksi dini risiko kanker pada anak-anak melalui teknologi mutakhir.

Menkes menegaskan bahwa dengan implementasi strategi yang tepat, pemerintah menargetkan angka kesembuhan kanker anak di Indonesia dapat meningkat dari 24% menjadi lebih dari 50% dalam beberapa tahun ke depan.

“Kami ingin melihat lebih banyak anak Indonesia yang berhasil sembuh dari kanker dan dapat menjalani kehidupan yang lebih baik. Untuk itu, kerja sama antara pemerintah, rumah sakit, komunitas, serta masyarakat sangat dibutuhkan,” tutupnya.

Dengan peluncuran Rencana Aksi Nasional Kanker Anak 2025-2029, serta penguatan fasilitas dan kerja sama lintas sektor, Indonesia semakin siap menghadapi tantangan kanker anak dan memberikan harapan baru bagi ribuan anak yang tengah berjuang melawan penyakit ini.