Mengapa Antibiotik Harus Dihabiskan? Ini Alasan Medisnya

Saat mendapatkan resep obat dari dokter, sering kali selain obat utama untuk penyakit yang diderita, dokter juga meresepkan antibiotik. Dalam petunjuk penggunaan, dokter menekankan pentingnya menghabiskan antibiotik sesuai dosis yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan agar obat dapat bekerja secara optimal dalam membasmi bakteri penyebab infeksi. Antibiotik adalah jenis obat yang berfungsi mengatasi serta mencegah infeksi bakteri dengan cara membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri dalam tubuh. Obat ini tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari pil, kapsul, salep, obat tetes, hingga suntikan.

Dokter akan memberikan antibiotik berdasarkan hasil pemeriksaan fisik serta tes penunjang seperti tes darah atau urine untuk memastikan bahwa infeksi yang dialami pasien memang disebabkan oleh bakteri. Oleh karena itu, penggunaan antibiotik harus dilakukan sesuai anjuran agar proses penyembuhan berlangsung efektif. Selain itu, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengonsumsi antibiotik, seperti menghindari konsumsi dengan alkohol karena dapat menyebabkan interaksi obat yang berbahaya. Pasien juga harus mematuhi jadwal minum obat agar efektivitas antibiotik tetap optimal dalam melawan bakteri. Misalnya, jika diresepkan tiga kali sehari, maka antibiotik harus dikonsumsi setiap delapan jam, sedangkan jika dua kali sehari, harus diminum setiap dua belas jam. Selain itu, konsumsi suplemen tertentu seperti yang mengandung zat besi, magnesium, kalsium, dan zinc juga sebaiknya dihindari bersamaan dengan antibiotik karena dapat mengganggu penyerapan obat dalam tubuh.

Menghabiskan antibiotik yang telah diresepkan sangat penting meskipun gejala penyakit sudah mulai mereda. Jika antibiotik dihentikan sebelum waktunya, bakteri mungkin belum sepenuhnya hilang dan bisa menyebabkan infeksi kembali terjadi atau bahkan menimbulkan resistensi antibiotik, di mana bakteri menjadi kebal terhadap obat. Kondisi ini berisiko membuat infeksi lebih sulit diobati di kemudian hari. Oleh karena itu, demi kesembuhan yang optimal dan mencegah dampak negatif bagi kesehatan, antibiotik harus dikonsumsi dengan benar dan dihabiskan sesuai petunjuk dokter.

Keajaiban di Ketinggian: Bidan Tessa Siswina Bantu Persalinan Darurat di Pesawat

Dalam sebuah penerbangan Citilink rute Pontianak-Surabaya pada 11 Maret 2025, seorang penumpang berinisial RS (18) asal Jawa Timur melahirkan di dalam pesawat. Kejadian tak terduga ini berhasil ditangani oleh Dr. Tessa Siswina, S.Si.T, M.Keb, seorang bidan yang kebetulan berada di penerbangan tersebut.

Awalnya, Tessa yang duduk di kursi 15F tidak menyadari situasi darurat hingga pengumuman dari pilot meminta bantuan tenaga medis. Setelah bertanya kepada penumpang di sebelahnya, ia mendapat informasi bahwa ada seorang ibu hendak melahirkan. Tanpa ragu, Tessa segera menawarkan bantuan, melepas tas dan jam tangannya, lalu menghampiri pramugari yang langsung menanyakan apakah ia seorang dokter. Dengan tegas, Tessa menjawab bahwa ia adalah bidan.

Setelah mengecek kondisi penumpang yang sudah mengalami pecah ketuban pada usia kandungan 33 minggu, Tessa meminta agar pasien dibawa ke bagian belakang pesawat. Dalam kondisi darurat, ia menangani proses persalinan di lantai kabin dan berhasil membantu kelahiran seorang bayi laki-laki di ketinggian 35.000 kaki. Saat pilot mengumumkan kelahiran tersebut, Tessa merinding karena masih berusaha mengeluarkan plasenta.

Ibu RS saat itu hanya didampingi anaknya yang berusia tiga tahun, sementara suaminya masih bekerja di Malaysia. Bayi yang baru lahir langsung digendong oleh penumpang lain karena sang ibu masih dalam pemulihan. Setelah memastikan ibu dan bayi dalam kondisi stabil, Tessa menunjukkan kartu anggota Ikatan Bidan Indonesia sebagai identitas profesionalnya. Ia juga mengapresiasi peralatan medis yang tersedia di pesawat, yang sangat membantunya dalam menangani persalinan darurat tersebut.

Di luar kejadian ini, Tessa merupakan dosen di Poltekkes Kemenkes Pontianak dan baru menyelesaikan program doktoralnya di Universitas Padjadjaran melalui beasiswa tugas belajar dari Kementerian Kesehatan dalam waktu 2,5 tahun. Ia kini aktif sebagai Ketua Bidang 5 di Kolegium Kebidanan, assessor LAMPTKes, serta pengurus daerah IBI Provinsi Kalimantan Barat.

Atas aksinya, Kementerian Kesehatan RI memberikan penghargaan sebagai bentuk apresiasi atas dedikasinya dalam menangani situasi darurat ini. Direktur Jenderal Sumber Daya Manusia Kesehatan, Yuli Farianti, menegaskan bahwa ketenangan dan keterampilan seorang tenaga kesehatan seperti Tessa sangat dibutuhkan di situasi tak terduga. Ia berharap peristiwa ini menjadi inspirasi bagi tenaga medis lainnya dalam menghadapi tantangan di lapangan.

Kepergian Mat Solar dan Pentingnya Kesadaran Akan Stroke Berulang

Dunia komedi Indonesia kembali berduka dengan wafatnya komedian senior Mat Solar pada Senin, 17 Maret 2025, di Rumah Sakit Pondok Indah. Pria bernama asli Nasrullah ini tutup usia pada 62 tahun setelah berjuang melawan stroke yang dideritanya sejak 2015. Selain itu, dalam dua tahun terakhir, ia juga mengalami infeksi paru-paru yang semakin memperburuk kondisinya. Mat Solar pertama kali terserang stroke ringan pada 2015, tetapi kondisinya memburuk pada Juli 2018. Istrinya, Ida Nurlaila, mengungkapkan bahwa serangan stroke parah datang setelah ia menonton pertandingan Piala Dunia, menyebabkan gangguan bicara dan penglihatan, meskipun pendengarannya masih baik.

Stroke merupakan penyakit serius yang dapat berulang dan menimbulkan dampak lebih besar. Studi menunjukkan bahwa setiap stroke berpotensi menyebabkan kerusakan otak lebih parah, meningkatkan risiko kecacatan, bahkan kematian. Penelitian dari Cleveland Clinic menemukan bahwa stroke kedua cenderung lebih berbahaya dibandingkan stroke pertama. Data dari Denmark pada 2022 menunjukkan bahwa tingkat kematian dalam satu tahun setelah stroke iskemik berulang meningkat dari 17 persen menjadi 25 persen, sementara dalam 10 tahun naik dari 56 persen menjadi 70 persen. Stroke hemoragik memiliki tingkat kematian lebih tinggi, mencapai 75 persen dalam satu dekade setelah serangan berulang.

Faktor utama penyebab stroke berulang sama seperti stroke pertama, termasuk tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi, obesitas, dan merokok. Stroke iskemik terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah, sedangkan stroke hemoragik disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak. Gejala stroke dapat dikenali melalui slogan “SEGERA KE RS”, seperti senyum yang tidak simetris, gangguan gerak, kesulitan berbicara, mati rasa di satu sisi tubuh, rabun mendadak, dan sakit kepala parah.

Mencegah stroke berulang sangat penting dengan menerapkan gaya hidup sehat, mengelola tekanan darah, mengontrol kadar kolesterol, serta menghindari kebiasaan merokok. Konsultasi dengan dokter dan pemantauan kesehatan secara rutin dapat membantu meminimalkan risiko. Jika seseorang mengalami gejala stroke, segera cari pertolongan medis untuk menghindari komplikasi lebih lanjut.

Tetap Sehat Berpuasa di Cuaca Ekstrem dengan Pola Makan dan Hidrasi Tepat

Puasa Ramadan adalah momen yang sangat dinantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Namun, tantangan utama yang sering dihadapi adalah kondisi cuaca ekstrem, baik panas yang menyengat maupun dingin yang menusuk. Perubahan suhu yang drastis dapat berdampak pada kesehatan tubuh, terutama bagi mereka yang berpuasa. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara menjaga kesehatan agar puasa tetap lancar.

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Rafhani Rosyidah, menjelaskan bahwa cuaca ekstrem dapat memberikan tekanan tambahan pada tubuh yang sedang berpuasa. Saat cuaca panas, tubuh kehilangan cairan lebih cepat akibat produksi keringat yang meningkat, sehingga berisiko mengalami dehidrasi. Sebaliknya, di cuaca dingin, tubuh bekerja lebih keras untuk menjaga suhu tetap stabil, yang meningkatkan kebutuhan energi. Risiko kesehatan yang mungkin terjadi di cuaca panas antara lain dehidrasi, heatstroke, dan tekanan darah rendah. Sementara itu, pada cuaca dingin, tubuh berisiko mengalami hipotermia, penyakit pernapasan, dan penurunan tekanan darah akibat metabolisme yang melambat.

Untuk menjaga kesehatan saat berpuasa, asupan makanan yang tepat saat sahur dan berbuka sangat penting. Saat sahur, dianjurkan mengonsumsi karbohidrat kompleks seperti oatmeal dan nasi merah, serta protein sehat dari ikan, ayam, dan kacang-kacangan. Asupan serat dari sayuran dan buah-buahan juga diperlukan untuk memperlambat rasa lapar, sementara cairan dari air putih dan elektrolit alami membantu menjaga hidrasi tubuh. Saat berbuka, disarankan untuk memulai dengan air putih dan kurma agar kadar gula darah kembali stabil. Protein dari ikan atau ayam, serta lemak sehat dari alpukat dan minyak zaitun, juga penting untuk menjaga keseimbangan energi tubuh. Menghindari makanan yang terlalu berminyak, pedas, atau tinggi gula dapat membantu sistem pencernaan tetap sehat selama berpuasa.

Selain menjaga pola makan, konsumsi cairan yang cukup juga harus diperhatikan. Dianjurkan untuk minum setidaknya 2-3 liter air per hari dengan pembagian yang tepat, seperti 2 gelas saat sahur, 4 gelas setelah berbuka, dan 2 gelas sebelum tidur. Mengonsumsi makanan kaya elektrolit seperti pisang, susu, dan makanan yang mengandung garam cukup dapat membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh.

Beberapa langkah lain yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan selama berpuasa di cuaca ekstrem antara lain menghindari paparan sinar matahari langsung, menggunakan pakaian yang nyaman, serta mengurangi aktivitas fisik berat di siang hari. Istirahat yang cukup dan menghindari minuman berkafein atau bersoda juga sangat dianjurkan untuk mencegah dehidrasi. Bagi mereka yang harus beraktivitas di luar ruangan, disarankan untuk melindungi diri dengan topi atau payung serta memastikan tubuh tetap terhidrasi. Jika mengalami tanda-tanda dehidrasi seperti pusing atau kelelahan berlebih, sebaiknya segera mencari tempat teduh dan mengistirahatkan tubuh.

Dengan pola makan yang tepat, hidrasi yang cukup, serta strategi menjaga kesehatan yang baik, puasa di tengah cuaca ekstrem tetap bisa dijalani dengan nyaman. Keseimbangan nutrisi dan cairan saat sahur dan berbuka adalah kunci utama agar tubuh tetap bugar sepanjang hari. Jika tubuh merasa lemah atau menunjukkan tanda-tanda dehidrasi yang serius, sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga medis. Dengan persiapan yang baik, ibadah puasa dapat berjalan lancar dan menyehatkan.

BPJS Kesehatan Pastikan Layanan JKN Tetap Optimal Selama Libur Lebaran 2025

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti, menegaskan bahwa seluruh peserta Jaminan Kesehatan Nasional tetap dapat mengakses layanan administrasi kepesertaan maupun pelayanan kesehatan selama libur Lebaran 2025. Dengan prinsip portabilitas yang diterapkan, peserta JKN dapat memperoleh layanan kesehatan di mana pun mereka berada. Ghufron menjelaskan bahwa bagi peserta yang berada di luar daerah asalnya, mereka tetap dapat berobat di fasilitas kesehatan yang bukan tempat mereka terdaftar. Jika terjadi keadaan darurat medis, seluruh fasilitas kesehatan diwajibkan memberikan pelayanan kepada peserta JKN tanpa terkecuali. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers yang digelar BPJS Kesehatan di Cikini, Jakarta, pada Rabu, 19 Maret 2025.

Untuk memastikan pelayanan tetap berjalan optimal selama libur Lebaran, BPJS Kesehatan menyediakan berbagai kanal layanan bagi peserta. Salah satunya adalah layanan administrasi melalui WhatsApp PANDAWA di nomor 08118165165 yang dapat diakses setiap hari. Layanan administrasi beroperasi pada pukul 08.00 hingga 17.00, sementara layanan informasi dan pengaduan tersedia selama 24 jam. Selain itu, peserta juga dapat menggunakan aplikasi JKN Mobile yang menyediakan berbagai layanan, termasuk administrasi dan pengaduan. BPJS Satu turut hadir di rumah sakit untuk melayani informasi dan pengaduan, sedangkan call center 165 siap melayani peserta selama 24 jam. Peserta juga dapat mengakses layanan informasi, administrasi, dan pengaduan melalui situs resmi BPJS Kesehatan.

Selain menyediakan kanal layanan digital, BPJS Kesehatan juga mendirikan posko mudik di berbagai titik strategis untuk membantu para pemudik. Posko ini tersebar di beberapa lokasi, seperti Terminal Bus Pulogebang Jakarta Timur, Pelabuhan Merak Banten, Rest Area Tol Cikampek Km 88A, Rest Area Tol Cipali Km 166 Majalengka, Rest Area Tol Ungaran Km 429A Semarang, Terminal Bus Purabaya Sidoarjo, dan Bandara Soekarno-Hatta. Khusus untuk arus balik, BPJS Kesehatan menyiapkan posko di Rest Area Tol Cipali Km 168B Majalengka. Dengan berbagai layanan yang tersedia, BPJS Kesehatan memastikan bahwa peserta JKN tetap mendapatkan pelayanan terbaik selama periode libur Lebaran 2025.

Mengenali dan Mencegah Kolesterol Tinggi pada Anak Sejak Dini

Kolesterol tinggi tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga bisa dialami oleh anak-anak. Kondisi ini sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas, sehingga sulit terdeteksi tanpa pemeriksaan khusus. Kolesterol dan trigliserida adalah jenis lemak dalam darah yang dibutuhkan tubuh, tetapi jika kadarnya terlalu tinggi, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke di masa depan. Faktor utama yang menyebabkan kolesterol tinggi pada anak antara lain adalah pola makan tidak sehat, obesitas, faktor genetik, dan kondisi medis seperti diabetes. Salah satu indikator yang sering dikaitkan dengan kolesterol tinggi adalah kelebihan berat badan, meskipun anak dengan berat badan normal pun tetap berisiko jika memiliki riwayat keluarga dengan masalah kolesterol.

Karena kolesterol tinggi pada anak umumnya tidak menimbulkan gejala, pemeriksaan darah secara rutin menjadi sangat penting. American Academy of Pediatrics merekomendasikan anak menjalani tes kolesterol pada usia 9-11 tahun dan 17-21 tahun, atau lebih awal jika memiliki faktor risiko tertentu. Tes darah sederhana, yang dikenal sebagai panel lipid, akan mengukur kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat), HDL (kolesterol baik), dan non-HDL. Jika kadar LDL dan kolesterol total lebih tinggi dari batas normal, anak dapat dikategorikan memiliki kolesterol tinggi. Untuk mencegah risiko kesehatan di masa depan, anak dengan riwayat keluarga penyakit jantung atau stroke, obesitas, diabetes, atau tekanan darah tinggi disarankan menjalani pemeriksaan lebih awal.

Perubahan gaya hidup menjadi langkah utama dalam menangani kolesterol tinggi pada anak. Pola makan sehat yang kaya serat, seperti buah, sayur, dan biji-bijian, serta mengurangi makanan tinggi lemak jenuh seperti gorengan dan daging berlemak, sangat dianjurkan. Selain itu, anak harus rutin berolahraga setidaknya 60 menit sehari untuk membantu menjaga berat badan ideal dan meningkatkan kesehatan jantung. Mengurangi waktu bermain gadget dan meningkatkan aktivitas fisik juga menjadi bagian penting dalam pencegahan. Dalam beberapa kasus dengan kadar LDL sangat tinggi, dokter mungkin meresepkan obat penurun kolesterol, namun perubahan gaya hidup tetap menjadi prioritas utama. Dengan deteksi dini dan pola hidup sehat, risiko komplikasi akibat kolesterol tinggi pada anak dapat dicegah secara efektif.

Rahasia Bangun Pagi dengan Energi Penuh dan Semangat Tinggi

Bangun pagi seharusnya menjadi momen menyegarkan untuk memulai hari dengan energi dan semangat baru. Namun, banyak orang justru merasa lesu dan sulit beranjak dari tempat tidur. Salah satu penyebab utama adalah kebiasaan buruk yang dilakukan segera setelah bangun tidur. Salah satunya adalah langsung memeriksa ponsel, yang meskipun memberikan kepuasan instan melalui media sosial, justru dapat mengganggu keseimbangan hormon tubuh. Cahaya biru dari layar perangkat elektronik menghambat produksi melatonin, sehingga tubuh kesulitan untuk benar-benar terjaga dan beradaptasi dengan pagi hari. Selain itu, kebiasaan lain seperti langsung minum kopi setelah bangun tidur juga bisa memperburuk kondisi tubuh. Kafein yang dikonsumsi terlalu dini dapat menyebabkan dehidrasi dan membuat tubuh lebih rentan terhadap kelelahan di siang hari.

Menurut Rea Frey, seorang penulis buku laris, kelelahan pagi sering kali disebabkan oleh gula darah yang tidak stabil, konsumsi kafein berlebihan, kualitas tidur yang buruk, dehidrasi, serta ketidakseimbangan hormon. Bersama suaminya, Alex Holguin, Frey mencetuskan gerakan “Unreachable” yang bertujuan membantu orang untuk lepas dari gangguan digital dan menciptakan rutinitas pagi yang lebih sehat. Mereka menekankan pentingnya menghindari kebiasaan buruk seperti menyimpan ponsel di dekat tempat tidur, mengutamakan interaksi digital dibandingkan dengan hubungan sosial, serta tetap berada di dalam ruangan tanpa paparan cahaya alami. Dengan mengubah kebiasaan ini, seseorang dapat membangun pagi yang lebih produktif, penuh energi, dan siap menghadapi hari dengan lebih baik.

Waspada Batu Ginjal Akibat Asam Urat: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Batu ginjal yang terbentuk akibat kadar asam urat tinggi dapat menimbulkan nyeri hebat dan berbagai komplikasi jika tidak segera ditangani. Jenis batu ini berbeda dari batu ginjal lainnya karena memiliki warna kekuningan hingga kecoklatan dengan tekstur yang bisa halus atau tajam. Salah satu gejala utama yang sering muncul adalah nyeri intens di bagian punggung atau sisi tubuh yang bisa menjalar ke perut dan selangkangan. Selain itu, penderita mungkin mengalami darah dalam urine, mual, muntah, serta gangguan buang air kecil seperti sering merasa ingin buang air kecil tetapi hanya sedikit yang keluar.

Beberapa faktor dapat memicu terbentuknya batu ginjal akibat asam urat, di antaranya konsumsi makanan tinggi purin seperti daging merah, jeroan, dan seafood, kurangnya asupan cairan yang menyebabkan urine menjadi lebih pekat, obesitas, serta kondisi medis tertentu seperti gangguan metabolisme dan penyakit ginjal kronis. Untuk mengurangi risiko terbentuknya batu ginjal ini, disarankan untuk minum air putih dalam jumlah cukup, membatasi makanan tinggi purin, menjaga berat badan ideal, serta mengontrol asupan garam dan gula. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat seperti allopurinol atau kalium sitrat guna membantu menurunkan kadar asam urat dalam tubuh.

Jika dicurigai mengalami batu ginjal akibat asam urat, pemeriksaan medis seperti tes darah, tes urine, serta pemindaian dengan CT scan atau USG dapat membantu memastikan diagnosis. Batu berukuran kecil biasanya dapat keluar dengan sendirinya jika penderita cukup minum air. Namun, jika batu berukuran besar atau menyebabkan penyumbatan, tindakan medis seperti litotripsi atau ureteroskopi mungkin diperlukan. Dengan menjaga pola hidup sehat dan rutin memeriksakan kondisi tubuh, risiko terbentuknya batu ginjal akibat asam urat dapat dikurangi secara signifikan.

Diabetes Tipe 2 dan Gagal Ginjal: Ancaman Nyata yang Dapat Dicegah

Diabetes melitus tipe 2 merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat berujung pada komplikasi serius, termasuk gagal ginjal. Menurut dr. Tunggul D. Situmorang, Sp.PD-KGH, ada keterkaitan erat antara diabetes tipe 2 dan penyakit ginjal kronis. Ia menyoroti meningkatnya jumlah penderita diabetes secara global, dari 537 juta pada 2021 dan diperkirakan mencapai 783 juta pada 2045. Di Indonesia, jumlah pengidap diabetes terus bertambah, yang berdampak pada peningkatan kasus penyakit ginjal kronis.

Dr. Tunggul menjelaskan bahwa penyakit ginjal berkembang melalui lima tahap, dari G1 hingga G5, di mana tahap terakhir memerlukan terapi pengganti ginjal seperti dialisis atau transplantasi. Agar penderita diabetes tidak mencapai tahap ini, ada tiga faktor utama yang harus dikendalikan, yaitu tekanan darah tinggi, kadar gula darah yang tidak terkontrol, serta peradangan dan fibrosis pada ginjal. Salah satu cara mendeteksi risiko dini gagal ginjal adalah melalui pemeriksaan albuminuria, yang mengidentifikasi kebocoran protein dalam urine. Jika jumlahnya melebihi 300 mg, maka kondisi tersebut harus ditangani segera meskipun fungsi ginjal masih terlihat normal.

Dalam pengobatan diabetes tipe 2 yang berhubungan dengan penyakit ginjal, terdapat tiga pilar utama yang harus diperhatikan, yaitu penggunaan obat antihipertensi untuk menjaga tekanan darah tetap stabil, obat SGLT2 inhibitor yang dapat membantu melindungi ginjal sekaligus mengontrol gula darah, serta finerenone yang mampu mengurangi peradangan dan fibrosis. Penelitian menunjukkan bahwa finerenone dapat menurunkan kebocoran protein dalam urine hingga 30 persen dalam waktu empat bulan, sehingga direkomendasikan oleh American Diabetes Association.

Pencegahan gagal ginjal pada penderita diabetes tipe 2 membutuhkan pendekatan menyeluruh, termasuk pemantauan rutin fungsi ginjal dan kepatuhan terhadap pengobatan yang disarankan dokter. Dengan langkah-langkah yang tepat, risiko komplikasi dapat ditekan sehingga penderita diabetes dapat hidup lebih sehat dan berkualitas.

Ketika Napas Mengandung Aroma Urine: Tanda Bahaya yang Perlu Diwaspadai

Napas yang berbau seperti urine, atau dikenal secara medis sebagai oetor uremicum, bisa menjadi indikasi adanya gangguan kesehatan yang serius, terutama masalah pada fungsi ginjal. Kondisi ini terjadi akibat penumpukan zat sisa metabolisme dalam darah yang seharusnya dikeluarkan melalui urine. Jika mengalami gejala ini, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kondisi ini antara lain pola makan tinggi protein, konsumsi bawang-bawangan, alkohol, jengkol, serta petai yang meningkatkan produksi amonia dalam tubuh. Selain itu, gagal ginjal kronis juga menjadi penyebab utama, di mana ginjal kehilangan kemampuannya dalam menyaring limbah, menyebabkan zat beracun menumpuk dan memengaruhi aroma napas seseorang. Infeksi bakteri seperti Helicobacter pylori pada lambung, gangguan sinus, serta kondisi genetik seperti trimethylaminuria juga dapat memicu bau napas yang tidak sedap.

Menurut dr. Tunggul D. Situmorang, kondisi ini disebabkan oleh penumpukan uremia dalam darah yang seharusnya dibuang melalui urine. Gangguan ginjal sendiri terbagi menjadi akut dan kronis, di mana kondisi akut masih dapat disembuhkan, sedangkan yang kronis bersifat permanen. Beberapa faktor risiko yang memengaruhi kesehatan ginjal meliputi tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas, serta kebiasaan mengonsumsi obat-obatan yang berisiko merusak ginjal.

Gejala lain yang mungkin menyertai termasuk mual, muntah, nafsu makan menurun, kulit kering, serta pembengkakan pada kaki. Mencegah gangguan ginjal dapat dilakukan dengan mengontrol tekanan darah, menjaga kadar gula darah, serta menerapkan pola hidup sehat. Jika penyakit ginjal telah terjadi, maka pengobatan melibatkan terapi cuci darah atau transplantasi ginjal untuk mempertahankan fungsi tubuh.